Pada awal puasa, ayah merasa lemas. Badannya tidak fit dan tidak enak. Memang pada saat itu baru flu. Sebelumnya bunda juga flu, tapi sudah sembuh. Gantian ayah nih yang flu. Sakit flu memang biasanya muter. Dari orang satunya gantian orang berikutnya. Karena flu ini menular. Bila masanya sembuh, akan sembuh sendiri. Asal jangan lupa minum obat dan vitamin. Kalau bunda sih cukup minum vitamin C, flunya langsung kabur.
Ayah sih tetap puasa meskipun sakit. Flu tidak menjadikan ayah patah semangat buat puasa. Hanya memang badannya sedikit lemas. Dan Alhamdulillah ayah kuat berpuasa hingga saat magrib tiba. Justru lambat laun, sembuh dari sakit flunya.
Awal puasa, kondisi tubuh memang masih menyesuaikan diri. Apalagi pas sakit flu seperti ayah. Tubuh belum sepenuhnya bisa langsung menerima perubahan. Jadwal makan berubah. Biasanya jika sarapan pukul 7 pagi. Pada saat puasa, jam makan maju, menjadi saat dinihari. Kemudian stop dari sejak imsak tidak makan hingga magrib tiba.
Asupan makanan juga berkurang. Biasanya sehari tiga kali makan, pada saat puasa menjadi dua kali sehari. Pola makan juga berubah. Pada saat berbuka, lebih banyak makan dan minum yang manis. ~Meskipun di depan ayah sudah ada makhluk manis, loh. Uhuks... ~
Untuk itu diperlukan pengaturan pola makan yang lebih menyehatkan. Mengurangi makanan bersantan, pedas, gorengan dan berlemak. Juga makanan yang terlalu asin. Padahal ayah suka makanan yang asin dan pedas. Duh, ayah harus bisa makan yang nggak pedas dan asin, ya. Demi menjaga stamina saat berpuasa. Makanan asin biasanya cenderung menyerap banyak air dalam tubuh. Menjadikan kita cepat haus. Akibatnya kekurangan cairan. Badan menjadi lemas.
Lalu, saat puasa, sebisa mungkin mengurangi jadwal di luar rumah. Kecuali bila butuh banget. Terik panas matahari bisa saja menyerap banyak cairan tubuh. Apalagi ini tampaknya matahari baru suka nongol. Kadang teriknya hingga terasa sampai ke kulit. Bersyukur jika pas mendung atau diberi hujan. Puasa jadi tidak terasa. Tetapi bulan ini sepertinya musim baru tak bisa diduga, ya. Pergantian musim alias pancaroba. Biasanya musim pancaroba memang begini, cuaca tak bisa ditebak. Kadang panas, tapi tiba- tiba saja mendung dan hujan.
Dalam musim pancaroba juga baru banyak penyakit. Seperti flu misalnya. Untuk menjaga agar puasa tetap fit, harus menjaga kondisi tubuh agar tak mudah terserang penyakit. Dengan minum vitamin C, saat berbuka atau saat sahur. Menjaga asupan gizi makanan yang seimbang. Bukan berarti harus makan yang banyak, tetapi komposisi gizi dan nutrisi yang pas sesuai dengan kebutuhan tubuh. Antara pemenuhan sumber karbohidrat (nasi), sumber protein seperti tahu, tempe, telur atau daging-dagingan, sayur dan buah sebagai sumber vitamin harus seimbang.
Jangan lupa juga mengkonsumsi air putih paling tidak 2 liter sehari, selama berbuka atau santap sahur. Agar tidak dehidrasi. Ada baiknya jangan terlalu banyak minum yang manis. Cukup sekali saat berbuka dan satu kali saat santap sahur. Lebih baik minum air putih. Lebih menyehatkan.
Pada saat puasa, beristirahatlah yang cukup. Tetapi jangan terus tidur melulu, ya. Alasannya biar tidak lemas dan kuat puasanya, harus banyak istirahat alias tidur. Nggak boleh. Hehehe... Mentang-mentang puasa, terus nggak pernah gerak. Diem aja, nggak ngapa-ngapain. Tidur melulu seharian dan tidak beraktivitas. Yah, tidak sip dong puasanya. Jadi tidak afdol. Padahal salah satu tujuan berpuasa adalah agar kita merasakan bagaimana saat lapar dan haus yang dirasakan oleh orang yang tidak mampu.
Nah, meski ayah sedang flu saat berpuasa, tetapi tetap semangat. Karena ada bunda disisinya (uhuks...). Bunda selalu menjaga agar kebutuhan asupan gizi seimbang, sehingga ayah tetap semangat dalam bekerja meski berpuasa. Semangat ya Ayah!
Sesungguhnya puasa itu tidak memberatkan. Justru bisa jadi menyehatkan. Asal kita tahu kondisi diri sendiri. Karena dengan berpuasa, memberi kesempatan organ agar tak bekerja keras saat puasa, berkesempatan melakukan detoksifikasi secara sempurna, sehingga daya tahan tubuh pun meningkat.