Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Pusat Kesenian dan Budaya Jawa Tengah

28 April 2018   16:58 Diperbarui: 29 April 2018   08:37 6011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TBRS yang berlokasi di Semarang, sering diadakan pertunjukan seni tradisional. (Dokpri).

Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang merupakan sebuah taman kesenian yang terletak di pusat kota, di Jalan Sriwijaya No 29 Semarang yang menempati lahan luas. Memiliki beberapa gedung berada di dalamnya. 

Dengan beberapa pohon menjulang tinggi yang agaknya sudah berusia tua, seperti pohon mahoni, kayu besi dan pohon langka lainnya. Pohon tersebut membuat adem taman ini. Memiliki kontur tanah yang tidak rata, karena konon katanya dulu merupakan Taman Hiburan Rakyat Kebun Binatang yang sekarang sudah pindah ke Taman Lele Mangkang Semarang.

Berada di depan Gedung Ki Narto Sabdo, yang merupakan salah satu gedung yang berada di TBRS. (Dokpri).
Berada di depan Gedung Ki Narto Sabdo, yang merupakan salah satu gedung yang berada di TBRS. (Dokpri).
Sekarang taman beralih fungsi sebagai pusat kesenian dan kebudayaan, yang bernama Taman Budaya Raden Saleh (TBRS). Sebagian lahan lainnya berubah menjadi Taman Rekreasi Keluarga Wonderia. Tetapi Wonderia sekarang tidak berfungsi lagi dan tidak ada kegiatan, dibiarkan mangkrak.

TBRS sendiri hingga sekarang masih aktif dan sering dipakai untuk berbagai kegiatan kesenian dan kebudayaan.

Ada lukisan di dinding sekitar area TBRS. (Dokpri).
Ada lukisan di dinding sekitar area TBRS. (Dokpri).
Pada hari-hari tertentu sering untuk pementasan teater yang dipentaskan oleh Teater Lingkar Semarang yang berupa seni drama dan pembacaan puisi. Juga untuk pameran lukisan, pertunjukan wayang orang dan kesenian lainnya seperti acara musik.

TBRS ini juga sebagai tempat nongkrongnya para seniman Semarang dan sekitarnya. Jika tidak ada kegiatan, para seniman ngumpul di kantin yang ada di sana. Tampaknya pemilik kantin yang ada di sana sudah hafal pengunjung di sana yang rata-rata para seniman dengan berbagai karakter.

Pada hari Sabtu (28/4/2018) siang kebetulan saya melewati TBRS dan berbelok untuk melihat ke taman. Memang beberapa kali saya berkunjung ke sana untuk sekedar nongkrong di kantin dan menikmati suasana yang adem. Tetapi saya bukan seniman, hanya penikmat mie rebus di kantin dan sekedar menemani seniman yang ada di sebelah saya. Hehehe...

Masuk di TBRS disambut oleh patung Raden Saleh, beberapa pohon langka yang tinggi dan dinding berlukiskan mural abstrak. Suasana di taman ini teduh oleh pepohonan. Meski bukan taman yang berumput hijau dan banyak bunga-bunga, tetapi Taman Budaya Raden Saleh membawa nuansa seni.

Beruntung bisa menikmati Festival Pertunjukan Rakyat FK Metra Jawa Tengah. (Dokpri).
Beruntung bisa menikmati Festival Pertunjukan Rakyat FK Metra Jawa Tengah. (Dokpri).
Kebetulan hari itu ada acara yang sedang di gelar di sana yaitu acara lomba Festival Pertunjukan Rakyat Forum Komunikasi Media Rakyat (FK METRA) tingkat propensi Jawa Tengah. Jarang-jarang bisa menemui acara seperti ini kecuali jika sengaja untuk mengunjungi.

Acara festival ini menempati gedung Ki Narto Sabdo yang merupakan gedung pertunjukan dengan kapasitas 500 orang. FK Metra sendiri merupakan sarana untuk membantu program pemerintah dengan cara menginformasikannya lewat seni kebudayaan tradisional. Selain sebagai tontonan berupa kesenian tradisional tari, musik dan dialog, kesenian ini lebih mengena karena ada komunikasi dengan masyarakat.

Situasi di ruangan Gedung Ki Narto Sabdo TBRS Semarang. (Dokpri).
Situasi di ruangan Gedung Ki Narto Sabdo TBRS Semarang. (Dokpri).
Seharusnya acara kesenian seperti ini dilestarikan dan diperkenalkan ke generasi muda, agar tidak tenggelam oleh arus zaman now yang condong meninggalkan seni tradisional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun