Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang merupakan sebuah taman kesenian yang terletak di pusat kota, di Jalan Sriwijaya No 29 Semarang yang menempati lahan luas. Memiliki beberapa gedung berada di dalamnya.Â
Dengan beberapa pohon menjulang tinggi yang agaknya sudah berusia tua, seperti pohon mahoni, kayu besi dan pohon langka lainnya. Pohon tersebut membuat adem taman ini. Memiliki kontur tanah yang tidak rata, karena konon katanya dulu merupakan Taman Hiburan Rakyat Kebun Binatang yang sekarang sudah pindah ke Taman Lele Mangkang Semarang.
![Berada di depan Gedung Ki Narto Sabdo, yang merupakan salah satu gedung yang berada di TBRS. (Dokpri).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/04/28/img-20180428-wa0061-5ae442b016835f09ab635732.jpg?t=o&v=770)
TBRS sendiri hingga sekarang masih aktif dan sering dipakai untuk berbagai kegiatan kesenian dan kebudayaan.
![Ada lukisan di dinding sekitar area TBRS. (Dokpri).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/04/28/img-20180428-wa0055-5ae4436b16835f047c1e6102.jpg?t=o&v=770)
TBRS ini juga sebagai tempat nongkrongnya para seniman Semarang dan sekitarnya. Jika tidak ada kegiatan, para seniman ngumpul di kantin yang ada di sana. Tampaknya pemilik kantin yang ada di sana sudah hafal pengunjung di sana yang rata-rata para seniman dengan berbagai karakter.
Pada hari Sabtu (28/4/2018) siang kebetulan saya melewati TBRS dan berbelok untuk melihat ke taman. Memang beberapa kali saya berkunjung ke sana untuk sekedar nongkrong di kantin dan menikmati suasana yang adem. Tetapi saya bukan seniman, hanya penikmat mie rebus di kantin dan sekedar menemani seniman yang ada di sebelah saya. Hehehe...
Masuk di TBRS disambut oleh patung Raden Saleh, beberapa pohon langka yang tinggi dan dinding berlukiskan mural abstrak. Suasana di taman ini teduh oleh pepohonan. Meski bukan taman yang berumput hijau dan banyak bunga-bunga, tetapi Taman Budaya Raden Saleh membawa nuansa seni.
![Beruntung bisa menikmati Festival Pertunjukan Rakyat FK Metra Jawa Tengah. (Dokpri).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/04/28/img-20180428-wa0049-5ae441bfbde575182058bc62.jpg?t=o&v=770)
Acara festival ini menempati gedung Ki Narto Sabdo yang merupakan gedung pertunjukan dengan kapasitas 500 orang. FK Metra sendiri merupakan sarana untuk membantu program pemerintah dengan cara menginformasikannya lewat seni kebudayaan tradisional. Selain sebagai tontonan berupa kesenian tradisional tari, musik dan dialog, kesenian ini lebih mengena karena ada komunikasi dengan masyarakat.
![Situasi di ruangan Gedung Ki Narto Sabdo TBRS Semarang. (Dokpri).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/04/28/img-20180428-wa0059-5ae44340bde575385c5b9942.jpg?t=o&v=770)