![Lopis ditata kemudian ditabur kelapa parut. Bisa juga ditambahkan gula jawa cair. Enak rasanya. (Dokpri).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/07/26239985-1773832519349883-7964020951845776856-o-5a51bd41caf7db795e4c4393.jpg?t=o&v=555)
![Lopis sebelum diiris. Bisa tahan hingga dua hari. (Dokpri).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/07/26240753-1773845816015220-527350051819057904-o-5a51bf0bf133447c3c7d48d2.jpg?t=o&v=555)
Jika kita mendengar Petis, maka yang terbayang adalah makanan berwarna hitam seperti petis pada umumnya. Tetapi petis Runting ini berbeda. Petis Runting merupakan makanan yang biasanya dijual bersamaan dengan sate kambing. Jadi ternyata makanan ini merupakan makanan berkuah pedas dan berbahan dasar daging kambing. Jika dulu dagingnya adalah daging kambing saja, maka sekarang disediakan juga daging sapi, agar penikmat petis yang tidak boleh makan daging kambing juga bisa menikmati Petis ini.
Kuahnya kental tetapi tidak bersantan. Kental dari kuahnya berasal dari tepung beras yang dimasak dengan dagingnya. Rasanya memiliki aroma sate kambing/sapi. Enak dan lezat. Patut dicoba deh. Harga per porsinya 6000 rupiah. Jika menambah daging menjadi 12.000 rupiah.Murah, kan? Hanya ada di kota Pati, loh.Â
![Satu porsi Petis Runting berkuah kental, rasanya pedas asin manis dan beraroma sate. (Dokpri).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/07/26240647-1773848759348259-8021503352890831531-o-5a51bde2caf7db772a0af383.jpg?t=o&v=555)
![Karena rasanya yang lezat, maka kamipun minta bungkus untuk oleh-oleh yang di rumah. Yang bungkus daunnya hijau gethuk runting. Sedangkan bungkus daun yang dibalik adalah lopis, ya! Wah, baru tahu, ternyata ada bedanya. (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/07/26232260-1773848756014926-656899298832585310-o-5a51bfeddd0fa87afe1c1d64.jpg?t=o&v=555)
Semarang, 7 Januari 2018.