tak kumengerti saat ada bunga waru jatuh di pangkuan,
pertanda senang atau sedih, tetapi aku berharap ada ceria, bukan resah,
sejenak kupandang bunga waru dengan bening hati, ada dua kuntum,
itu aku dan kamu?
pada langit aku bercerita, ada pesan rindu untukmu, terbawa angin lalu berlalu,
kau tak jua membalas pesan itu, lalu di bening hati aku menjawabnya, kau baik-baik saja,Â
kataku,
menyamankan hati?
lalu pertanda daun waru menjawabnya seolah berkata, "hei, aku serupa dirinya!"
ah, mimpi!
seperti sesuatu yang mendorongku jatuh, aku bangun dengan keringat dingin dan jantung berdebar,