Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[RTC] Secangkir Kopi Penghapus Duka

1 November 2017   21:38 Diperbarui: 1 November 2017   21:42 1297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Secangkir Kopi Penghapus Duka. (dokpri)

secangkir kopi penghapus duka, untukku?

"minumlah kopi ini, aku buat untukmu, dengan racikan kasih sayang dan keikhlasan," katamu

lalu kuhirup aroma yang menyentuh kalbu, harum seharum cintamu

"kau bikinnya bagaimana, hingga aroma itu menguar, membuat hatiku lumer?" tanyaku

"apa yang kau rasa setelahnya? itulah rasa yang kupakai saat aku membuat kopi itu," jawabmu

"aku merasakan sejumput cinta di dalamnya, juga kelembutan hati, hingga melumerkan segala gundahku,"

"tepat sekali, itu yang aku rasa!"

tetapi secangkir kopi penghapus duka tak hanya berhenti di situ

kelak ada lagi kopi penghapus duka dengan rasa yang berbeda

cappucino? americano? atau kopi hitam?

teracik dalam sebuah filosofi kopi, tergiling dengan irama beat sama, terseduh dalam air panas suhu 90 derajat, itu teorimu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun