Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rembulan Bundar di Balik Awan

18 Agustus 2016   22:51 Diperbarui: 19 Agustus 2016   08:46 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bulan purnama. ©Shutterstock.com/panbazil

aku melihat senyum simpul di balik awan, itu senyum tak biasa, senyum sang rembulan nan banyak menyimpan cerita,

malu-malu saat kutanya, "apa kabarmu rembulan?" lalu jawab candaan berkata, "mengapa ada rindu di sisiku, apakah ini milikmu?"

tentu saja aku berganti memerah pipi, bukankah sejak kemarin aku menitipkan rindu pada rembulan, kuperuntukkan pada kekasihku, mengapa ia lupa?

***

rembulan bundar, aku rindu, aku juga sedang bersedih, pada kisah hariku ini, tak bersahabat padaku,

dia ingkar janji!

 

Padang Bulan, 18/8/2016

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun