Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Budaya Membaca, Menambah Ilmu Pengetahuan

8 Juni 2016   19:49 Diperbarui: 8 Juni 2016   19:55 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar:2.bp.blogspot.com

Jadikanlah Budaya Membaca Sebagai Kebutuhan

Hanya perlu pembiasaan kita untuk membaca. Pembiasaan membaca itu adalah suatu budaya yang positif. Apabila kita lakukan secara terus menerus, maka akan terbiasalah kita dengan membaca. Memang kebiasaan itu melalui proses, agar mendarah daging di diri kita. Maka pembiasaan itu sebaiknya dilakukan sejak dini. Anak-anak sebagai generasi muda, harus sudah dibiasakan membaca sejak masih kanak-kanak, agar terbiasa dengan membaca. Sejak dini, jadikanlah membaca sebagai kebutuhan. Bila membaca adalah sebuah kebutuhan, maka tak sulit bagi kita untuk selalu gemar membaca.

Banyak manfaat yang kita peroleh dengan membaca. Dengan membaca kita bisa lebih menyelami pikiran orang lain dan bisa berguna sebagai referensi pengalaman hidup. Membaca juga lebih memberi manfaat yang banyak daripada mendengarkan musik atau melihat televisi. Membaca lebih memiliki nilai lebih karena menambah ilmu pengetahuan. Membaca juga bisa memberi motivasi agar kita selangkah lebih maju.

Membaca Menambah Kemampuan Berbahasa

Banyak kelebihan dan manfaat dari membaca. Membaca dalam konteks di sini adalah membaca dalam bentuk tulisan bahasa Indonesia. Selain manfaat dan kelebihan yang tertulis di atas, ternyata dengan membaca kita bisa mengasah kemampuan  dalam berbahasa. Terutama karena bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan NKRI. Seperti kita ketahui bahwa kita terlahir dengan bahasa ibu. Artinya, kita berbahasa seperti bahasa yang diajarkan oleh ibu kita. Misal, kita berasal dari Jawa, maka kecenderungan kita dalam berbahasa, meski memakai bahasa Indonesia, akan tetapi berdialek Jawa. Ada bahasa pemersatu dalam Republik tercinta kita ini, yaitu Bahasa Indonesia. 

Lalu apa kaitannya dengan membaca? Membaca, menentukan kadar intelektual kita. You are what you read. Maka ada baiknya kita melilih bacaan yang akan kita baca. Bacaan yang tertulis sesuai dengan EYD, akan melestarikan budaya bangsa tentang bahasa Indonesia. Seperti kita tahu bahwa di masa sekarang di berbagai media bermunculan bahasa alay, yang tidak sesuai dengan kaidah berbahasa yang benar. 

Jangan sampai bahasa Indonesia bergeser maknanya tergantikan dengan bahasa gaul dan bahasa alay. Tugas kita sebagai generasi muda, meneruskan  cita-cita pendahulu bangsa yang menggerakkan Sumpah Pemuda tahun 1928, yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa, dari Sabang sampai Merauke. 

Jadi dengan memilih bacaan yang benar, dengan sendirinya, membaca akan melatih kita berbahasa yang baik dan benar. Dengan demikian akan melestarikan budaya berbahasa. Tentunya Bahasa Indonesia yang sesuai kaidah EYD sekaligus meneruskan cita-cita pendahulu, yang menginginkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Kesimpulan

Budayakan membaca sejak dini, maka akan memberi banyak manfaat di kehidupan kelak dalam masyarakat. Bila generasi muda kita gemar membaca, barangkali bisa membawa bangsa kita selangkah lebih maju. Budayakan membaca, agar membaca menjadi kegiatan yang positif. Jadikan perpustakaan sebagai sumber referensi ilmu pengetahuan, karena di dalam perpustakaan kita bisa memperoleh buku-buku sesuai dengan kebutuhan kita. Biasakan memakai bahasa Indonesia yang sesuai kaidah yaitu Ejaan Yang Disempurnakan. Dengan membaca, di samping menambah daya intelektual kita, juga berarti telah melestarikan budaya Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Membaca akan menambah ilmu pengetahuan. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun