Mohon tunggu...
Wahyu Panuntun
Wahyu Panuntun Mohon Tunggu... karyawan swasta -

lulusan teknik mesin, saat ini bekerja di pabrik pengolahan kelapa sawit di Sangkulirang, Sangatta, Kutai Timur, Kaltim

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anakku Cucuku......

13 Mei 2010   15:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:14 2215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini bukan kisah sinetron, atau lawak yang lagi ngetren di layar TV indonesia. Dalam lima bulan terakhir di tempat saya tinggal, di Penajam Paser Utara (PPU) - Kaltim, telah terjadi dua kali kejadian seorang ayah tega menghamili anak kandungnya.

Yang pertama terjadi akhir bulan Januari lalu, di Desa Rawa Mulia, Babulu, PPU yaitu seorang bapak Sukardi (41) tega menggauli anaknnya sendiri Yn (17) sampai hamil dan melahirkan, dan tragisnya agar tidak diketahui banyak orang orang melahirkannya pun dilakukan di sawah. Istri dari pak Sukardi, baru mengetahui hal ini setelah polsek Babulu menyelidiki kasus ini.

Yang kedua, terjadi pada awal bulan ini di dekat tempat tinggal saya di Desa Waru, Kec. Waru, PPU. Seorang bapak yang bejat inisial S (40), tega menghamili anak kandungnya sendiri sebut saja bunga (15) yang masih duduk dibangku kelas 3 SMPN di Waru. Alasan beda tempat kerja dan berjauhan dengan istri, dan tinggal serumah dengan anaknya dijadikan alasan untuk menghalalkan perbuatan bejat itu.

Sungguh suatu ironi, anak yang dibesarkan, darah daging sendiri, menjadi pelampiasan nafsu seks dari bapak kandung. Peristiwa tragis yang menyayat hati ku, sebagai seorang bapak. Seperti lagunya Alm. Meggy Z - Teganya...teganya...teganya........teganya.............

Iseng - iseng saya search lewat google dengak mengetik "ayah menghamili anak kandung".... Ternyata hasilnya luar biasa banyak kejadian seperti itu.

Saya bukan psikolog yang pintar menganalisa perbuatan yang menyimpang ini, tapi ini sudah membuktikan bahwa moral masyarakat sudah tidak karuan rusaknya. Perdagangan film porno merajalela, sinetron di TV yang tak mendidik, film - film horor berbalut seks sudah merajai film-film bioskop dan selalu ramai, Lokalisasi terselubung dimana-mana, karaoke dan panti pijat plus-plus juga sangat marak.

Apakah sudah sedemikian parahnya kah, bangsaku ini...??? Ketika hawa nafsu di utamakan dan moral, etika menjadi tidak penting....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun