Mohon tunggu...
sri yuni wahyu hidayah
sri yuni wahyu hidayah Mohon Tunggu... -

Psychology- UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebudayaan

25 September 2014   03:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:38 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

BAHASA WALIKAN AREMA

Membicarakan suatu budaya disini saya akan membahas budaya daerah saya. Berhubung saya adalah orang asli malang. Sebelumnya apa kalian pernah mendengar kata-kata UMAK ? AYAS?, itu adalah sebagian kecil bahasa malangan yang biasa disebut bahasa walikan. Apa itu ?

Dialek ini hanya membalikkan posisi huruf pada kosakata bahasa Jawa ataupun bahasa Indonesia pada umumnya, kecuali pada konsonan rangkap, afiks, dan gabungan suku kata yang tidak memungkinkan bisa dibalik. Seperti contoh tadi UMAK, coba kalian balik dari huruf belakang menuju depan mak akn memperoleh kata KAMU. Dialek seperti itu dimalang sudah sangatlah populer. Bahkan bahasa sehari-harripun menggunkan dialek seperti itu. Biasanya antara teman sebaya.

Bahasa walikan bukan sekedar bahasa yang digunakan untuk bargaya-gaya tapi ternyata ada sejarahnya.

Dahulu bahasa walikan dipakai para pejuang untuk berkomunikasi sebagai identitas dan juga bisa menjaga keamanan informasi. Pejuang yang mempunyai gagaan tersebut adalah pejuang Malang pada saat itu yaitu Suyudi Raharno. Pada saat itu, banyak sekali mata-mata Belanda yang berasal dari orang pribumi sendiri. Otomatis, komunikasi dalam Bahasa Jawa menjadi hal yang riskan karena para mata-mata itu juga pasti akan paham lantas akan membocorkannya pada pihak Belanda. Karena itu para pejuang menggunakan boso walikan untuk mengelabui para mata-mata sekaligus untuk meminimalisir bocornya strategi perjuangan para gerilyawan. Suyudi Raharno pada September 1949 gugur disergap Belanda di suatu pagi buta dipinggiran wilayah dukuh Genukwatu (sekarang Purwantoro) walaupun keadaan pada saat itu sedang gencatan senjata. Seminggu sebelumnya salah seorang kawan akrabnya yang turut mencetuskan 'osob kera ngalam' yaitu Wasito juga gugur dalam pertempuran di Gandongan (pandanwangi) sekarang. Saat ini keduanya telah disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Suropati.

Dengan berjalannya waktu dan dengan kekraban masyarakat budaya basa walikan AREMA kini berkembang sampai saat ini. Meskipun hanya beberapa pmida pemudi malang yang menggunakannya dalam bahasa sehari-hari. Contoh sebagian kecil bahasa walikan (bahsa kebalik) adalah

ï‚·nganem = menang

kera = arek (Jawa standar : bocah)

ï‚·hamur = rumah

oyi/ojrit = iyo (Indonesia : ya)

woles = slow (Indonesia : pelan-pelan/santai)

ï‚·utapes = sepatu

ï‚·libom = mobil

ï‚·adapes = sepeda

ï‚·sam = mas

nganal = lanang (Indonesia : laki-laki/pria)

kodew = wedok (Jawa standar : wadon, Indonesia : perempuan/wanita)

ï‚·nakam = makan

Saya pribadi sangat mengagumi bahasa walikan, karena bahasa ini begitu unik dan ayo para warga ngalam tetap melestarikan bahasa khas malang.

Sekian tulisan-tulisan kecil yang bisa saya torehan. Sekian dan terima kasih telah membaca :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun