Mohon tunggu...
sri yuni wahyu hidayah
sri yuni wahyu hidayah Mohon Tunggu... -

Psychology- UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika si Urbanisasi Tak Betah dalam Kota

30 November 2014   02:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:29 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bejo adalah seorang yang berasal dari desa yang sangat jauh dari perkotaan. Suatu hari dia ingin mencari kehidupan yang lebih baik. Dia ingin merasakan bagaiman hidup dalam perkotaan yang di desanya sangat-sangat terkenal kenyamanannya. Dikota itu banyak mall yang ketika masuk dalam mall merasa sejuk, banyak baju-baju bagus banyak tempat tempat ramai. Yang di desa hanya ada pasar tradisonal yang jauh dari kenyamanan. Bejo berharap ketika dia sampai di desa dia mebayangkan betapa ramahnya orang kota dan bentapa nyamannya hidup di kota. Akhirnya suatu hari dia berangkat ke desa dengan modal uang yang dia tabung 2 tahun lamanya.

Ketika dia samapai di kota dia teramt senang. Banyak gedung-gedung tinggi, banyak mpbil-mobil mewah, banyak orang-orang yang berdandan rapi. Tapi dia kaget ketika dia berada dalam pusat kota mengapa banyak mobil-mobil bejejer tak aturan, suara klakson sana sini. Tak hanya itu ketika dia berjalan-jalan Bejo melihat banyak sekali pemukiman-pemukiman kumuh dan padat penduduk, dia membayangkan bagaimana jika dia berada dalam itu, lebih baik di desa udaranya lebih sejuk. Ketika Bejo melewati sebuah sunai dia melihat betapa kotornya sungai disitu, sudah tak jernih bahkan berwarna coklat dan banyak sampah di pinggir -pinggir sungai dan sungai tersebut tak lagi mengalir. Ketika dia menyusuri terus daerah perkotaan dia sampai pada sebuah pasar. Bejo merasa senang ternyata di kota juga terdapat pasar tapi apa yang dia lihat pasar dikota ternyata lebih kotor dan dia melihat banyak sekali orang-orang yang berpenampilan menyeramkan seperti preman-preman disudut-sudut pasar. Dia juga melihat seorang preman sedang membentak-bentak kepada penjual dikoisnya. Sepertinya dia merampas uang yang dopegang oleh penjual.

Ketika saat itu Bejo merasa lelah dan lapar. Akhirnya dia berhenti pada sebuah warung dia melihat menu betapa mahalnya makanan di kota dia membandingkannya di desa, di desa ketika ingin makan dengan sayur sangat mudah tak tak semahal di kota.

Setelah dia berfikir-fikir ternyata di kota masalah lebih besar dan tak sebanding dengan angannya tentng kota selama ini. Akhirnya Bejo memutuskan untuk pulang ke desa Bejo merasa apabila ia ada di kota dia pasti tak akan nyaman dan betah dengan kehidupan seperti itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun