Mohon tunggu...
Wahyu Anjaya
Wahyu Anjaya Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati sosial dan lingkungan

Anggota Kehormatan Pencinta Alam Sosial Politik Fisip UNIB Ketua Serikat Pekerja Mandiri PT. Agro Rawas Ulu

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Demokrasi ala Indonesia"

14 Juli 2020   23:37 Diperbarui: 14 Juli 2020   23:36 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Demokrasi tidak pernah lepas dalam perbincangan semua negara. di negara maju sekalipun demokrasi masih dibicarakan karena sepanjang kehidupan bernegara demokrasi masih dianggap cara paling baik dalam menjalankan kehidupan bernegara. demokrasi memungkinkan rakyat kecil menyuarakan kepentingannya baik secara kangsung melalui kritik dan bisa melalui perwakilan lewat wakil rakyatnya di parlemen/ lembaga legislatif.  pusat

sejak era reformasi perjalanan demokrasi di indonesia memang terlihat cukup bergeliat. rakyat menjadi biasa dalam berbicara politik. tidak jarang politik menjadi bagian cara masyarakat yang dulunya dianggap golongan kecil juga bisa ikut menjadi politikus. dulu sebelum reformasi ada semacam suasana seolah-olah yang bisa mengurusi masyarakat hanyalah pamong/orang yang bekerja di pemerintahan karena dulunya nenek moyangnya adalah pamong/ oramg yang bekerja di pemerintahan. baik generasi selanjutnya akan menjadi legislatif atau bekerja di pemerintahan. 

sebelum reformasi pemerintahan kita sejak awal memilih demokrasi sebagai sistem politik. di zaman Orde Lama demokrasi kita sempat merasakan demokrasi liberal politik menjadi sering ganti-ganti kabinet menyebabkan pemerintahan menjadi tidak stabil. akhirnya Soekarno memilih menjalankan Demokrasi Terpimpin. Soekarno menjelaskan Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi kekeluargaan, tanpa anarkinya liberalisme, tanpa otokrasinya diktator. Yang dimaksud dengan demokrasi kekeluargaan adalah demokrasi yang mendasarkan sistem pemerintahan kepada musyawarah dan mufakat dengan pimpinan satu kekuasaan-sentral di tangan seorang sesepuh atau tetua. Sesepuh atau tetua ini tidak mendiktatori, tetapi memimpin dan mengayomi. 

Menurut Soekarno, sistem semacam inilah yang sesuai dengan UUD 1945 dan memancarkan kepribadian bangsa Indonesia. Sementara dikutip dari Sejarah Indonesia Modern (2005), MC Ricklefs menulis Soekarno berharap Demokrasi Terpimpin bisa mengentaskan berbagai krisis yang terjadi. (Demokrasi Terpimpin (1957-1965): Pengertian dan Karakteristik Kompas.com - 14/02/2020). dalam hal ini  soekarno mengetahui betul bahwa karakter bangsa indonesia akan tidak cocok dengan budaya liberalisme terlepas bahwa demokrasi terpimpin sebenarnya bertentangan dengan prinsip-prinsip dan nilai demokrasi termasuk dengan UUD 1945. bisa dikatakan demokrasi terpimpin adalah "otoriter lembut"  soekarno tetap menjalankan sebagian prinsip demokrasi tetapi apabila tidak cocok dengan Soekarno maka aspirasi atau pendapat tidak bisa diterima. demokrasi terpimpin juga bisa dikategorikan demokrasi ala soekarno dan berpusat pada apa yang baik dan cocok dalam pandangan soekarno termauk pandangan Nasakom saat itu.


Pada masa orde baru indonesia juga mengenal demokrasi pancasila yang sangat sentralistik dan menghegemoni semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara . bahwa rakyat adalah sebagai rakyat tidak perlu memikirkan bagaimana pemerintah menjalankan sistem pemerintahan. kritik bisa menjadi subversif dan dianggap mengganggu stabilitas Nasional. terlihat tidak berbeda dengan masa orde lama. pada kenyataannya menuju apa yang disebut Lord Acton "Power tend to Corrupt, power tend to absolutely" juga pada dasarnya bertentangan dengan prinsip-prinsip Demokrasi. 

masa reformasi memang menjadi angin segar bahwa demokrasi menuju ruang yang baik. rakyat tidak dilarang mengkritik,rakyat juga turut serta dalam politik yang pada kenyataannya juga demokrasi oleh sebagian orang demokrasi indonesia mengalami kemunduran. dalam kehidupan rakyat kecil demokrasi adalah terapan. rakyat bisa ikut kontes politik dan bebas berbicara, bebas berekspresi dalam menjalankan kehidupannya. 

dalam hal ini demokrasi kita telah memenuhi syarat, rakyat kecil dipersilahkan ikut kontes politik, media diberikan kebebasan mengkritik. orde Reformasi adalah orde yang lahir karena tidak setuju dengan dominasinya penggunaan militer dalam menjalankan pemerintahan karena terlihat pemerintahan adalah pemerintahan bersenjata. 

saat ini Jokowi memiliki menteri yang dulunya adalah rival Prabowo Subianto sebagai menteri pertahanan. tetapi saat ini Jokowi meminta Prabowo untuk menjalankan proyek ketahanan pangan untuk membangun "Food Estate" di kalimantan. diberbagai lembaga negara bahkan ada jabatan publik yang diisi oleh Jenderal Polisi, Staf khusus Presiden juga adalah mantan Panglima TNI, apakah ini militerisme?? penulis tidak melihat ini terlepas drama politik kita juga sekarang banyak dinarasikan kesana. yang pastinya Jokowi juga mengikuti pendahulunya tetapi untuk implementasi proyek strategis nasional. mungkin Demokrasi indonesia di masa ke depan  juga akan terlihat ritme seperti ini.

latar belakang budaya memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan demokrasi. dengan aparatur yang lahir di Orde baru mungkin juga belum Move on sepertinya ini juga akan berlangsung menjadi semakin lama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun