Tuntutan untuk melatih kecakapan abad 21 yang diamanatkan dalam kurikulum 2013 menjadi pertimbangan utama dalam penerapan model STEM dalam pembelajaran. Pada awal tahun 2018 model pembelajaran ini sudah mulai menjadi topik yang gencar dibicarakan di konteks pendidikan formal di Indonesia. Di Bandung STEM sudah dirancang Grand Design pengimplementasiannya untuk level SMP. Kecakapan abad 21 yang mencakup: 1) Kualitas karakter: bagaimana menghadapi lingkungan yang terus berubah (iman dan taqwa, cinta tanah air, rasa ingin tahu, inisiatif, gigih, kemampuan beradaptasi, kepemimpinan, kesadaran sosial), 2) Kompetensi: bagaimana menghadapi tantangan yang kompleks (berfikir kritis/memecahkan masalah, kreativitas, komunikasi, kolaborasi), 3) Literasi dasar: bagaimana menerapkan keterampilan inti untuk kegiatan sehari-hari (literasi bahasa dan sastra, literasi berhitung, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, literasi budaya dan kewarganegaraaan menjadi tantangan berat bagi guru yang harus dieksekusi dalam proses pembelajarannya di kelas.
Apa yang dimaksud dengan STEM? STEM adalah pendekatan pembelajaran dan pengembangan yang mengintegrasikan bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika. Melalui STEM, siswa mengembangkan keterampilan utama yaitu penyelesaian masalah, kreativitas, analisis kritis, kerja tim, pemikiran mandiri, prakarsa, komunikasi, dan literasi digital. STEM merupakan pendekatan interdisipliner yang menggabungkan konsep akademik antara science, technology, engineering, dan mathematics dengan permasalahan yang ada pada dunia nyata. Dalam pengaplikasiannya STEM bertujuan untuk mengembangkan pemikiran, penalaran, kerja tim, investigasi, serta keterampilan kreatif yang dapat digunakan oleh siswa dalam semua bidang yang ada di kehidupan mereka.
Bagaimanakah penerapan model pembelajaran STEM dalam mata pelajaran Bahasa Inggris? Apakah konsep-konsep akademik dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam, Arsitektur dan Matematika yang di integrasikan dengan teknologi dapat diterapkan pada pembelajaran Bahasa Inggris? Bagaimanakah desain pembelajaran Bahasa dengan menggunakan model tersebut? Apakah pembelajaran bahasa menggunakan model STEM efektif untuk melatih keterampilan abad 21 dan literasi pada siswa? Hofman (2016) dalam penelitiannya ""What STEM Teachers Need to Know and Do for English Language Learners (ELLs): Using Literacy to Learn" mengemukakan bahwa strategi literasi ELL adalah strategi yang baik untuk semua siswa.Â
Dalam penelitiannya siswa diberikan suatu konteks (bacaan) yang mengembangkan akademik bahasa dan pemahaman konseptual dalam konten STEM dan langsung bereksperimen, "Mengapa saya perlu memakai helm sepeda?" yaitu menggabungkan Newton pertama, hukum gerak kedua, dan ketiga. sementara itu, Capraro and Morgan (2013) menjabarkan keuntungan untuk mengintegrasikan STEM dan PJBL (Project-based Learing) adalah dimasukkannya tugas otentik (seringkali konstruksi artefak) sehingga sisw tidak hanya membangun pengetahuan yang luas terhadap subyek belajarnya namun juga menggalinya lebih dalam dengan bereksplorasi dalam proses pengerjaan tugasnya mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan  melakukan refleksi terhadap pembelajarannya.Â
Dari kedua contoh penerapan STEM dalam pembelajaran, dapat saya simpulkan bahwa STEM sangat kental dengan roh PJBL. PJBL sendiri bukan merupakan hal baru dalam dalam pembelajaran Bahasa Inggris karena sudh kita terapkan dalam pembelajaran sejak implementasi Kurikulum 2013. Â Pada praktik pembelajaran abad 21, kita dapat melakukan pembelajaran STEM PJBL yang menggabungkan konsep STEM dalam model pembelajrn PJBL. Kali ini, saya akan mensimulasikan penerapan STEM PJBL pada materi teks fungsional pendek iklan, yaitu materi Semester II Kelas 9. Seperti kita ketahui bahwa iklan memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan produksi baik barang maupun jasa, iklan sangat berperan dalam memasarkan produk tersebut mulai dari usaha berskala kecil menengah maupun besar. Sebagai tujuan pembelajaran teks iklan siswa diharapkan dapat membuat teks iklan produk barang atau jasa sesuai kreatifitas siswa. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran STEM PJBL pada materi teks iklan:
Langkah 1: Penentuan Pertanyaan Mendasar atau Esensial
Penekanan pada prinsip konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek dapat dilakukan dengan menentukan pertanyaan mendasar atau esensial yang nantinya akan menjadi masalah yang harus dipecahkan melalui proyek yang dibuat oleh siswa. Guru dapat memberikan stimulus - stimulus melalui tayangan-tayangan video, artefak - artefak otentik, atau mengangkat permasalahan nyata di sekitar siswa untuk disajikan di awal pembelajaran. Pada tahapan ini, guru memfasilitasi kemampuan bertanya siswa. Diharapkan akan muncul pertanyaan-pertanyaan untuk diselesaikan oleh siswa melalui proyek. Langkah awal pada PJBL hampir sama dengan model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based learning/ PBL). Aktivits pembelajaran teks iklan pada tahapan ini adalah sebagai berikut:
- Guru membentuk kelompok dan memberikan beberapa contoh iklan dari tayangan video (Youtube), selebaran, atau iklan dari media cetak maupun elektronik terkait produk barang seperti makanan, obat, atau suplemen, dan lain - lain atau produk jasa seperti hotel, restauran, servis, dan lain - lain.Â
- Guru meminta siswa memahami susunan, bahasa yang digunakan, dan komponen - komponen lain dalam teks iklan kemudian siswa akan berdiskusi untuk merumuskan pertanyaan - pertanyaan yang akan menjadi permasalahan dalam pembuatan teks iklan. Jika dikaitkan dengan STEM, tahap ini merupakan konsep dari Science (pengetahuan)Â , dimana siswa harus memahami konsep teks iklan, komponen - komponen teks iklan ataubahasa yang digunakan dalam teks iklan.
Langkah 2: Mendesain Perencanaan Proyek Â
Pembelajaran berbasis proyek akan memfasilitasi siswa membentuk kemandirian dan keleluasaan untuk berkreasi sehingga setelah mereka dapat merumuskan pertanyaan esensial untuk proyek mereka, kegiatan dilanjutkan dengan mendesain perencanaan proyek yang akan mereka lakukan. Pada tahapan ini guru  memberikan kebebsan kepada siswa (dalam kelompok) untuk mendesain sebuah perencanaan terkait pelaksanaan proyek mereka, yaitu menyusun Teks iklan. Disini siswa menjalankan prinsip rekayasa (engineering) dalam penyelesaian tugas mereka. Guru memberikan arahan terkait tugas dan teknologi apa saja yang bisa mereka gunakan dalam penyelesaian tugas. Perlu diingat bahwa pembelajaran harus membawa amanat student wellbeing dimana siswa memiliki kebebasan dan memperoleh kebahagiaan dalam belajar sehingga media yang digunakan siswa dalam menyelesaikan tugas pun tidak dipaksakan ke satu fokus teknologi saja. Siswa dapat berlatih mengintegrasikan teknologi dalam penyelesaian tugas mereka dengan mengggunakan aplikasi infografis seperti Pdf , Canva, flip HTML5, Book Creator atau teknologi non digital seperti gambar buatan siswa untuk membuat presentasi teks iklan. Intinya setiap usaha siswa harus mendapatkan apresiasi. Pada tahapan ini guru tetap mendampingi siswa memastikan bahwa proyek yang direncanakan rasional dan logis serta bermanfaat bagi pembelajaran mereka.