Mohon tunggu...
wahyu nugroho
wahyu nugroho Mohon Tunggu... -

lagi mikir skripsi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Sekedar Formalitas Pengundian Nomor Urut

25 Oktober 2016   21:25 Diperbarui: 25 Oktober 2016   21:37 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngeliat TV isinya tentang tentang pengundian no urut pasangan DKI. Ya dah taulah lagi rame-ramenya kontroversi Ahok. Ngomong-ngomong tentang politik ya pasti dan sudah seharusnya kita berpartisipasi aktif, kalo ga kita cuma dikibulin para penguasa dan pejabat daerah aja. Contohnya otonomi khusus Papua, yang nikmatin kan Cuma pejabat-pejabat daerah aja, bahkan isunya KPK ga berani ngungkit masalah disana, kata temenku pejabat disana malah bisa mesen mau mobil jenis apa hahaa.. katanya loh..

Kembali ke pengundian no urut tadi, entah kenapa aku langsung mikir kalau kebanyakan orang di negeri ini lebih memilih formalitas ketimbang substansi. Kok bisa nyambung kesana? Ya kalau enurut kaca mata saya sebagai orang awam (meskipun saya ga pake kacamata), pengundian ini hanyalah sekedar penentuan no urut, substansinya kan itu. akan tetapi dilakukan dengan gegap gempita, nyewa gedung segala rupa, maisng-masing calon membawa 500 pendukung dan lain sebagainya.

Katanya keuangan negara tidak sehat, perlu penghematan, menggenjot perekonomian, memperbaiki iklim investasi, pembangunan infrastruktur agar ekonomi dapat melaju dengan lebih lancer, peningkatan pendidikan guna menghadirkan SDM yang mumpuni untuk membangun negeri. Tetapi malah buang-buang uang untuk sekedar pengundian no urut. Hanya untuk sebuah formalitas, negara ini mengeluarkan banyak biaya.

Tapi kan ini launching jungle pilkada dki, menampilkan seni tari dan bdaya DKI, ini pemilihan ibu kota harus meriah, ini pesta demokrasi harus dirayakan, oke okee.. jika alasan itu emang iya, ga salah dan bisa dijadikan alasan. Tapi nek iso ngirit ya di irit-irit to (tapi kalo bisa dihemat ya dihemat-hemat kan)

Terus Maz Jey punya solusi apa?

Gampangannya gini, banyak gedung pemerintah yang bisa nampung cukup banyak uang, pasti ada. Terus setiap pasangan cukup bawa 50 orang perwakilan, ditambah wartawan n penyelenggara pemilihan dan pemerintah.

Setelah itu susunan acara :

  • penyambutan dan pembukaan, doa sebagainya 30 menit
  • Masing-masing calon maju kedepan menyaksikan luntungan no urut dimasukan
  • Perwakilan penyelenggara ngambil sambil ditutup matanya
  • Pembacaan hasil
  • Kesepakatan menerima dan akan berpolitik sesuai dengan aturan
  • Selesai

Maksimal ga nyampe dua jam selesai. Udah gitu aja, ga usah bertele-tele, Cuma pengundian kok. Beginilah hasil analisa dari kaum awam. Ben ngirit, sekian dan terimakasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun