Kreativitas sangat penting untuk memacu munculnya ide-ide baru, menangkap dan mematangkan ide, mendayagunakan bahasa secara optimal, dan mendayagunakan bekal sastra untuk dapat menghasilkan karya-karya sastra yang berwarna baru[1]. Bekal bahasa memiliki kedudukan yang sangat penting, karena bahasa merupakan sarana menulis. Bahasa yang digunakan oleh penulis memiliki daya asosiasi yang sangat tinggi. Seseorang yang tidak pernah menulis sekalipun akan mampu menulis dengan baik jika terus diasah melalui kreativitas, bekal kemampuan bahasa dan sastra.
Â
Pemunculan kreativitas tidak didasarkan pada bakat dan bawaan semata. Kreatifitas ditentukan oleh perpaduan unsur-unsur[2]:
Â
- Kemampuan berpikir kritis. Dengan berpikir kritis, jiwa akan hidup karena didorong terus untuk mencari dan mencari yang lain.
- Kepekaan emosi. Kepekaan emosi sangat perlu, agar seseorang dapat menangkap dan merasakan sesuatu yang sangat samara dari apa yang ada di sekitarnya.
- Bakat. Bakat dapat memperkuat daya kreativitas seseorang tetapi bukan satu-satunya unsur yang menentukan.
- Daya imajinasi. Dengan imajinasinya orang mampu mengasosiasikan apa yang dilihat, dicium, dirasa, didengar atau dirabanya dengan sesuatu yang lain.
Proses kegiatan menulis, memerlukan sebuah pemikiran yang cermat, matang, dan menyeluruh untuk menuangkan sebuah gagasan. Dengan demikian, menulis memang merupakan suatu bentuk berpikir, tetapi adalah berpikir untuk penanggap tertentu dan untuk situasi tertentu pula. Â
Salah tugas penting seorang penulis ialah menguasai unsur-unsur pokok menulis dan berpikir yang akan banyak membantu dalam usaha mencapai suatu tujuan. Unsur-unsur pokok tersebut adalah penemuan, penataan, dan gaya[1].
Â
Kesalahan Umum dalam creative writing
Â
Kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan creative writing meliputi beberapa hal berikut:
Â
- Terlalu Mendeskripsikan Cerita. Penulis yang terlalu mendeskripsikan cerita dapat membuat cerita menjadi lambat dan tidak menarik. Penulis harus dapat menggambarkan suasana dan suasana dengan detail yang tepat tanpa berlebihan.
- Banyak Pengulangan. Pengulangan dalam cerita dapat membuat cerita menjadi monoton dan tidak menarik. Penulis harus dapat menghindari pengulangan dan menciptakan cerita yang berbeda dan menarik.
- Berganti Sudut Pandang. Berganti sudut pandang dalam cerita dapat membuat cerita menjadi tidak konsisten dan sulit dipahami. Penulis harus dapat memilih sudut pandang yang tepat dan konsisten dalam cerita.
- Tidak Menjaga Keseimbangan Show and Tell. Penulis harus dapat menjaga keseimbangan antara "show" dan "tell" dalam cerita. "Show" menggambarkan suasana dan suasana secara langsung, sedangkan "tell" memberikan informasi secara langsung. Keseimbangan antara keduanya sangat penting untuk menciptakan cerita yang hidup dan menarik.
- Tidak Menciptakan Karya yang Orisinal. Penulis harus dapat menciptakan karya yang orisinal dan berbeda dari karya lain. Penulis harus dapat keluar dari zona nyaman dan mencoba berbagai teknik dan gaya penulisan yang baru.
- Tidak Membuat Pengembangan Narasi yang Baik. Pengembangan narasi yang baik sangat penting dalam menciptakan cerita yang menarik. Penulis harus dapat menggambarkan situasi, karakter, dan emosi dengan jelas dan detail.
- Tidak Membuat Karakter yang Jelas. Karakter dalam cerita harus memiliki sifat, motivasi, dan emosi yang jelas dan konsisten. Penulis harus dapat menggambarkan karakter dengan detail yang tepat.
- Tidak Membuat Plot yang Menarik. Plot atau alur cerita harus memiliki twist, konflik, dan klimaks yang menarik dan mempertahankan minat pembaca. Penulis harus dapat menciptakan plot yang menarik dan berbeda dari karya lain.
- Tidak Membuat Cerita yang Logis. Cerita harus memiliki struktur yang logis, memiliki awal, tengah, dan akhir yang logis, serta memiliki klimaks yang menarik. Penulis harus dapat menciptakan cerita yang logis dan menarik.
- Tidak Membuat Imajinasi yang Baik. Imajinasi adalah unsur yang memungkinkan penulis untuk menciptakan dunia yang baru dan berbeda. Penulis harus dapat menggambarkan suasana, suasana, dan suasana yang sesuai dengan cerita.
Daftar Pustaka
Enre, Fachruddin Ambo. 1988. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Depdikbud.
Roekhan. 1991. Menulis Kreatif, Dasar-Dasar dan Petunjuk Penerapannya. Malang: YA3 Malang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H