Tsunami banyak menjadi sorotan media belakang ini karena banyak terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Apa sih tsunami itu ? Menurut KBBI, tsunami merupakan gelombang laut dahsyat (gelombang pasang) yang terjadi karena gempa bumi atau letusan gunung api di dasar laut. Bencana yang satu ini akan menyapu daratan dengan air bah dan menghempaskan apapun di daratan yang berada dekat dengan laut. Penyebab terjadinya tsunami pun beragam, mulai dari gempa bumi, letusan gunung api di laut, dan longsor.
Peristiwa tsunami ini banyak melanda negara-negara yang berada di pertemuan lempeng bumi, seperti Indonesia, Filipina, dan Jepang. Di Indonesia sendiri, tsunami sudah jamak terjadi, seperti tsunami Aceh di tahun 2004 yang diakibatkan oleh gempa berkekuatan 9,1 SR, tsunami yang terjadi mencapai ketinggian 30 meter. Tsunami yang terjadi meluluhlantahkan Nanggroe Aceh Darussalam dan sekitarnya, Beberapa negara di semenanjung Malaya, India, Srilanka, dan berdampak pada beberapa negara di Benua Afrika. Gempa yang terjadi diduga dipicu oleh proses subduksi atau merangseknya lempeng samudera ke lempeng benua dan titik pertemuan tersebut dekat dengan Aceh.
Di Tahun 2018, Indonesia kembali dikejutkan dengan rangkaian gempa dan tsunami yang melanda. Pertama, di daerah Nusa Tenggara, gempa yang dipicu oleh pergeseran sesar / patahan yang membelah Lombok dengan kekuatan 7,0 SR membawa bencana lanjutan, yakni Tsunami. Tsunami yang terjadi di Lombok mencapai ketinggian kurang dari 1 meter. Kemudian, di daerah Palu, terjadi pula tsunami. Dipicu oleh gempa akibat pergesaran mendatar sesar Palu-Koro berkekuatan 7,4 SR. Tsunami ini memiliki tinggi 13 meter. Tsunami yang terjadi di daerah Palu dan sekitarnya ini diperkirkan akibat dari adanya longsoran bawah laut (karena gempa 7,4 SR tadi).
Terakhir di penghujung tahun, tsunami melanda Provinsi Banten dan sekitarnya, berbeda dengan tsunami-tsunami yang disebutkan sebelumnya, tsunami di Banten dipicu oleh longsoran material hasil erupsi Anak Krakatau. Material yang belum terbatukan sempurna di kawah Anak Krakatau mengalami collapse dan longsor menuju laut, material dalam jumlah besar yang masuk ke dalam air menghasilkan gelombang air yang merambat cepat. Semakin dekat ke darat, ketinggian dari gelombang tadi makin tinggi dan menghasilkan hempasan tsunami.
Akibat longsoran batuan dan es tadi, terjadi tsunami dengan ketinggian bervariasi (dengan ketinggian maksimal mencapai 524 meter) yang menyapu Teluk Lituya. Akibat dari tsunami ini, pepohonan di sekitar teluk tersebut tersapu rata dan hanyut terbawa gelombang, juga menelan dua korban jiwa. Tsunami akibat longsoran ini lebih sulit diprediksi namun memberikan dampak yang lebih mengerikan daripada tsunami akibat gempa tektonik. Semakin besar massa batuan yang masuk ke dalam tubuh air akan mengakibatkan gelombang tsunami yang terjadi semakin besar.
Tsunami yang terjadi lebih dari setengah abad yang lalu ini pun dikenang sebagai tsunami terbesar yang pernah terjadi di dunia.
References
Maghfira. 2018. Longsoran Anak Krakatau Picu Tsunami Anyer. https://geologi.co.id/2018/12/23/anak-krakatau-picu-tsunami-anyer/.
Pararas-Carayannis, George. 1999. The Mega-Tsunami of July 9, 1958 in Lituya Bay, Alaska. http://www.drgeorgepc.com/Tsunami1958LituyaB.html.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H