Mohon tunggu...
wahyu syaefuloh
wahyu syaefuloh Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa/universitas indonesia membangun

senang dengan hal baru

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Opini publik program BPJS Kesehatan

20 Januari 2025   13:30 Diperbarui: 20 Januari 2025   13:30 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

BPJS Kesehatan merupakan program jaminan kesehatan nasional yang diluncurkan
oleh pemerintah Indonesia untuk menyediakan layanan kesehatan yang terjangkau bagi
seluruh masyarakat. Didirikan pada tahun 2014, BPJS Kesehatan memiliki tujuan
mulia, yaitu mencapai cakupan kesehatan semesta (universal health coverage) di
Indonesia, di mana setiap warga negara dapat memperoleh akses kesehatan yang layak
tanpa memandang status ekonomi.
Namun, sejak peluncurannya, program ini menghadapi berbagai tantangan yang
memengaruhi opini publik. Di satu sisi, BPJS Kesehatan dianggap sebagai terobosan
penting dalam menjawab kebutuhan layanan kesehatan masyarakat menengah ke
bawah, terutama bagi mereka yang sebelumnya sulit mendapatkan akses kesehatan
karena keterbatasan biaya. Bagi banyak orang, BPJS Kesehatan telah menjadi
penyelamat dengan biaya yang relatif murah dibandingkan dengan biaya kesehatan di
luar skema ini. Program ini juga memungkinkan warga untuk mengakses berbagai
fasilitas kesehatan, termasuk perawatan dasar, spesialis, hingga operasi.
Di sisi lain, tantangan operasional, seperti defisit keuangan yang terus-menerus,
kualitas layanan yang kurang memadai, dan waktu tunggu yang panjang, telah
memunculkan banyak kritik dari masyarakat. Salah satu kritik utama adalah adanya
pembatasan dalam layanan yang diberikan, di mana beberapa perawatan atau obat tidak
sepenuhnya tercakup dalam BPJS, sehingga menambah beban finansial bagi peserta.
Selain itu, masyarakat juga sering mengeluhkan antrean panjang dan lambannya proses
administrasi di rumah sakit yang melayani pasien BPJS, serta ketidakrataan kualitas
layanan di berbagai daerah.
Defisit yang terus terjadi pada anggaran BPJS juga menjadi topik diskusi publik.
Masalah ini menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan program di masa depan.
Opini publik terbagi, ada yang berpendapat bahwa pemerintah harus mengalokasikan
dana lebih besar untuk mendukung program ini, sementara yang lain merasa bahwa
manajemen BPJS perlu diperbaiki agar dana yang ada dapat dimanfaatkan secara lebih
efisien.

Secara keseluruhan, opini publik terhadap BPJS Kesehatan adalah campuran antara
dukungan dan kritik. Masyarakat mengapresiasi adanya jaminan kesehatan yang lebih
terjangkau, namun berharap ada perbaikan dalam manajemen dan kualitas layanan.
Respon pemerintah dan BPJS sendiri terhadap opini dan tuntutan ini akan menjadi
faktor penting dalam menentukan keberhasilan jangka panjang program ini dan
persepsi masyarakat terhadapnya.
Kualitas Layanan Kesehatan
Pelayanan Fasilitas Kesehatan: Banyak masyarakat memperhatikan seberapa baik
pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, klinik, atau puskesmas yang menerima
BPJS. Kualitas layanan seperti keramahan petugas, kompetensi tenaga medis, dan
kenyamanan fasilitas sangat memengaruhi kepuasan peserta BPJS.
Waktu Tunggu dan Proses Administrasi: Antrean panjang dan proses administrasi yang
rumit sering kali dikeluhkan oleh peserta BPJS. Masyarakat cenderung memberikan
opini negatif ketika waktu tunggu untuk mendapatkan perawatan cukup lama.
Aksesibilitas dan Kesetaraan Layanan
Distribusi Fasilitas Kesehatan: Di daerah perkotaan, akses ke layanan BPJS umumnya
lebih mudah karena ketersediaan rumah sakit dan klinik lebih banyak. Namun, di
daerah pedesaan atau terpencil, akses yang terbatas dan kesenjangan fasilitas kesehatan
memengaruhi opini publik.

Perbedaan Kualitas Layanan: Ada anggapan bahwa kualitas layanan untuk peserta
BPJS sering kali lebih rendah dibandingkan pasien non-BPJS, sehingga menciptakan
kesan diskriminasi. Hal ini mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap efektivitas
BPJS sebagai program kesehatan yang setara untuk semua warga.
Kendala Keuangan dan Efisiensi Anggaran
Defisit Keuangan BPJS: BPJS Kesehatan sering mengalami defisit keuangan, yang
menimbulkan kekhawatiran akan keberlanjutannya. Masyarakat mempertanyakan
efektivitas pengelolaan dana BPJS dan apakah program ini dapat beroperasi dalam
jangka panjang tanpa perbaikan manajemen.
Penggunaan Dana secara Efisien: Opini publik terkait BPJS juga dipengaruhi oleh
persepsi mengenai transparansi dan efisiensi penggunaan dana. Ketika dana BPJS tidak
digunakan secara efisien, kepercayaan masyarakat menurun.
Cakupan Layanan dan Manfaat yang Ditawarkan
Keterbatasan Layanan yang Dicover: BPJS Kesehatan tidak mencakup semua jenis
perawatan atau obat-obatan, sehingga masyarakat merasa terbatas dalam pilihan
layanan yang bisa diakses. Ini dapat memicu opini negatif terkait efektivitas program
dalam menjamin kesehatan menyeluruh.
Perubahan dalam Kebijakan Layanan: Ketika ada kebijakan baru yang membatasi
layanan atau manfaat, opini publik sering kali terpengaruh. Misalnya, pengurangan
manfaat atau penambahan premi dapat memunculkan ketidakpuasan di kalangan
peserta.

Keterlibatan Pemerintah dan Kebijakan Kesehatan
Peran Pemerintah dalam Mengawasi dan Mendukung BPJS: Masyarakat memandang
pentingnya peran pemerintah dalam menjamin keberlanjutan program BPJS, baik
melalui pengawasan, alokasi anggaran, maupun kebijakan pendukung lainnya.
Kebijakan Subsidi dan Bantuan Bagi Peserta Tidak Mampu: Kebijakan yang
memperhatikan kelompok rentan dan masyarakat kurang mampu akan meningkatkan
kepercayaan terhadap BPJS Kesehatan sebagai program yang inklusif dan
berkelanjutan.
Transparansi dan Komunikasi BPJS Kesehatan
Informasi yang Disampaikan: BPJS perlu memberikan informasi yang jelas mengenai
hak, kewajiban, dan batasan layanan kepada masyarakat. Ketika informasi tidak
transparan atau kurang jelas, masyarakat akan merasa bingung dan dapat menilai
negatif program ini.
Upaya Sosialisasi: BPJS perlu menyosialisasikan pembaruan kebijakan dan informasi
lainnya secara efektif. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang aturan BPJS,
termasuk jenis layanan yang ditanggung dan prosedur penggunaannya, dapat
menyebabkan opini publik yang salah atau negatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun