Gambaran Singkat Potensi Desa
Kelurahan Sumber, merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kabupaten Jember – Provinsi Jawa Timur. Demografi Kelurahan Sumbersari pada tahun 2020, memiliki luas wilayah mencapai 4,88 Km2, dengan jumlah penduduk sebanyak 36.072 jiwa (sensus penduduk 2010) yang tersebar dalam 37 RW dan 143 RT.
Dari segi perekonomian, sumber mata pencaharian masyarakat di kelurahan Sumbersari adalah dibidang perdagangan (trade) dengan profesi sebagai pedagang, yaitu mencapai 8.098 penduduk dengan kisaran 42,21% dari jumlah penduduk yang memiliki mata pencaharian. Namun juga tidak sedikit penduduk yang menekuni pekerjaan dan/atau mengembangkan usaha di bidang pertanian, industri/kerajinan, dan angkutan transportasi sebagai sumber penghidupan  keluarganya.
Dari segi kesehatan, masyarakat desa Sumbersari dan kecamatan Sumbersari bisa dibilang sudah sangat baik. Hal ini dilihat dari fasilitas kesehatan yang ada seperti : puskesmas Sumbersari, Unej Medical Center (UMC), dan posyandu yang tersebar di beberapa RT/RW. Dari segi tenaga kesehatan juga tidak diragukan lagi desa Sumbersari, Kecamatan Sumbersari memiliki tenaga kesehatan yang berkualitas seperti dokter di puskesmas dan UMC serta bidan desa sebagai pengawas dari posyandu yang ada di desa Sumbersari. Akan tetapi dari data yang kami dapatkan di salah satu posyandu yang berada di desa Sumbersari, posyandu Catleya 35, masih ada 10 dari 38 anak yang mengujungi posyandu bulan Juli 2021 lalui mengalami stunting berdasarkan kriteria WHO. Padahal penanganan stunting (perawakan pendek) sudah menjadi prioritas utama yang dilakukan oleh pemerintah.
Stunting (perawakan pendek) terjadi karena permasalahan kurangnya asupan gizi dalam satu waktu yang cukup lama, hal ini akan berdampak pada tumbuh kembang anak seperti tinggi badan berat badan yang tidak sesuai dengan umurnya berdasarkan kriteria WHO, gangguan kognitif, motorik, keseimbangan dan bahkan bisa menjadi faktor risiko terjadinya kematian pada anak.
Pemerintah desa Sumbersari termasuk didalamnya bidang kesehatan telah berupaya untuk mengurangi dan mengatasi permasalahan gizi yang mengakibatkan stunting ini. Hal ini bisa dilihat dari keaktifan kegiatan posyandu yang selalu berjalan tiap bulannya. Posyandu bisa dikatakan sebagai gerbang penanganan stunting pada balita. Di posyandu balita akan ditimbang, diukur, dan dipantau gizinya.
Identifikasi Permasalahan
Dari hasil diskusi bersama salah satu kader posyandu Catleya 35 dijelaskan bahwasanya tidak ada anak-anak yang mengunjungi posyandu bulan Juli 2021 yang mengalami stunting. Akan tetapi berdasarkan hasil pengolahan data dari kami mendapatkan 10 dari 38 anak yang berkunjung bulan Juli 2021 lalu mengalami stunting. Dengan demikian bisa dikatakan bahwasanya masih minimnya pengetahuan kader posyandu dalam penentuan seorang anak mengalami stunting serta cara pencegahan stunting yang masih belum optimal. Pandemi COVID-19 dan penerapak PPKM yang dilakukan di seluruh Indonesia khususnya di Jember juga berdampak terhadap kegiatan dan kunjungan ibu dan balita ke posyandu.
Oleh karena itu, saya Wahyu Ikhsan, mahasiswa Universitas Jember menjadikan posyandu Catleya 35 menjadi mitra dalam program penanganan stuntung dan AKI AKB selama kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village-3 di desa Sumbersari. Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village-3 ini saya akan melakukan edukasi dan penyuluhan mengenai stunting, penyebab, pencegahan, dan dampak yang ditimbulkan serta melakukan beberapa program kerja yang sekiranya masih bisa dilakukan walaupun dalam keadaan PPKM akibat COVID-19 di desa Sumbersari.
Program Kerja (Proker) KKN Back to Village