Tim UNNES GIAT 9 Desa Kalijoso dengan Dosen Pembimbing Lapangan Ibu Erisa Aprilia Wicaksari, S.E, M. M. Mengulas tentang salah satu kesenian khas Desa Kalijoso.Â
Pendahuluan
Topeng Ireng merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional dari Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Kesenian ini memadukan tari, musik, dan teater untuk menggambarkan cerita rakyat dan mitos lokal setempat, dengan cara yang unik dan menawan sehingga menciptakan pengalaman budaya yang menarik.
Sejarah dan Asal Usul
Berasal dari Dusun Klito di Desa Kalijoso, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, nama Topeng Ireng Sumbing Rimba diambil dari bahasa Jawa yaitu "Ireng" yang berarti hitam, sedangkan "Sumbing" mengacu pada ciri khas topeng yang ditandai dengan adanya celah atau retakan khas di bagian tertentu. Istilah "Rimba" diterjemahkan menjadi hutan, melambangkan unsur alam dan hutan yang sering digambarkan dalam pertunjukan yang kerap mendasari latar cerita kesenian ini. Bentuk kesenian yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram ini terus berkembang dan dikenal dengan sebutan Dayakan karena kostumnya yang menyerupai pakaian adat suku Dayak.
Ciri-ciri Pertunjukan
Topeng: Topeng yang digunakan dalam pertunjukan ini biasanya terbuat dari kayu atau bahan lain, diukir dan dihias dengan detail yang rumit. Topeng-topeng ini menggambarkan berbagai karakter mulai dari pahlawan hingga makhluk mitologi.
Tarian dan Musik: Gerakan tari Topeng Ireng Sumbing Rimba yang dinamis dan energik, mencerminkan tema pertarungan atau petualangan. Diiringi oleh instrument alat musik tradisional Jawa seperti gamelan, gendang, dan gong, menciptakan suasana yang dalam dan misterius.
Cerita dan Dongeng: Pertunjukan ini menampilkan berbagai cerita yang diambil dari narasi legenda lokal, kisah heroik, dan mitos yang ditampilkan melalui dialog, lagu, dan tarian, sehingga penonton akan tenggelam dalam pengalaman bercerita yang simbolis dan bermakna.
Makna dan Fungsi Sosial