Mohon tunggu...
Wahyu Nurcahyani
Wahyu Nurcahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sebuah akun edukasi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ruwat Desa sebagai Alternatif Pelestarian Kesenian Tradisional Jawa Timur

27 Maret 2022   19:07 Diperbarui: 27 Maret 2022   19:14 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mayoritas masyarakat perdesaan masih mempercayai adat istiadat yang diwariskan oleh leluhur hingga saat ini, seperti Desa kesemen, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur yang pada hari Jumat (25/03/2022) melakukan tradisi ruwat desa.

Tentunya tiap desa di Indonesia memiliki cara berbeda dan ciri khas tersendiri dalam melakukan tradisi ini. Desa Kesemen merupakan salah satu desa yang rutin setiap setahun sekali menggelar tradisi ruwat desa.

Salah satu Kepala Dusun Kesemen juga menyampaikan, bahwa acara ruwat desa selain bertujuan untuk melestarikan tradisi leluhur, dan mempererat kebersamaan antar warga desa, kegiatan seperti ini juga dapat melestarikan kesenian tradisional Indonesia, karena dalam pelaksanaan acara ruwat desa kemarin, kepala Desa Kesemen menyuguhkan pagelaran campursari lengkap dengan karawitan, penari remo, dan juga sinden yang bertempat di Balai Desa Kesemen

"Ruwat desa merupakan agenda tahunan di Desa Kesemen, biasanya kami menampilkan pagelaran ludruk lengkap dengan campursarinya. Namun karena masih dalam masa pandemi, tahun ini kami hanya menampilkan campursari saja untuk menghindari kerumunan masyarakat." pungkasnya 

Kegiata ruwat desa juga merupakan ikhtiar untuk mengirimkan doa sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada leluhur yang telah membabat alas Desa Kesemen. Selain itu para warga desa juga menggelar doa bersama untuk mengucap syukur atas nikmat yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa serta memohon keselamatan agar Desa Kesemen selalu dilindungi oleh Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun