Mohon tunggu...
Wahyu Nugroho
Wahyu Nugroho Mohon Tunggu... -

Staf Pengajar Kimia di Universitas Palangkaraya, belajar menulis dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tembok Pembatas Mimpi

18 Mei 2011   15:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:30 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok

[Hasan Al Banna]

The Dream comes true…, siapa tidak mau?

Sebait kata-kata positif dari Pak Balia mampu mengarahkan perjalanan hidup Arai dan Ikal. Begitulah….kalimat positif adalah mukjizat.

Begitulah seharusnya seorang Guru kepada muridnya, mengarahkan murid menemukan potensinya, menemukan “emas” yang ada dalam diri setiap kita, dan jadilah ia “seorang manusia” yang utuh, berkarakter. Berani dan mampu menempuh perjalanan [hati] dalam kehidupan ini.

Mengapa mereka “Sang Pemimpi” bisa berhasil meraih mimpinya, sedangkan realita hidup juga menceritakan tentang “orang lain” yang belum berhasil meraih mimpinya, atau bahkan tak pernah sempat bermimpi? Letak perbedaannya adalah, karena “Sang Pemimpi” berhasil melampaui “Tembok Pembatas Mimpi”.

Menurut pendapat saya [secara subyektif], berdasarkan taushiyah[ustadz] dan beberapa buku yang saya baca [Head Strong-nya Tony Buzan, You Can if You Think You Can-nya Dr. Norman V. Peale] ada 3 “Tembok Pembatas Mimpi” :

1.Mindset atau cara berpikir

Untuk meraih mimpi kita perlu memiliki cara berpikir yang benar dan sehat, yakni berpikir positif, berpikir bisa, berpikir “You Can if You Think You Can”. Karenanya sangat penting bagi kita untuk selalu memeriksa pikiran dan cara berpikir kita, karena apa yang apa yang terjadi dalam kehidupan kita sangat ditentukan oleh “lukisan” dalam pikiran kita.

2.Attitude atau karakter

Di sini ada keuletan, keshabaran, keberanian, kepercayaan diri, kedermawanan dll “pekerjaan hati yang baik”.

3.Ruang pengetahuan[termasuk skills] atau kapasitas

Kapasitas/kompetensi akan sangat menentukan setinggi apakah mimpi yang bisa kita kejar, sejauh apa perjalanan mimpi yang bisa kita tempuh.

The Dream comes true…, siapa tidak mau?

Dalam sebuah ayat Al Qur’an:

Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata (Al Jumu’ah : 2)

Dalam waktu + 22 tahun, Rasullullah SAW berhasil melakukan sebuah PERUBAHAN [The Dream comes true] yang dahsyat. Kaum yang sebelumnya buta huruf dan berada dalam kegelapan jahiliyyah menjadi umat terbaik bagi umat manusia. Mereka hidup bahagia dan jaya dalam terang benderangnya cahaya Islam.

Sahabat Bilal bin Rabah ra. sebelumnya adalah budak belian, menjadi mulia setelah masuk Islam. Kalimat Ahad…Ahad…Ahad.. yang diucapkannya menjadi teladan kekuatan iman sepanjang zaman.

Sahabat Umar bin Khattab ra. semasa jahiliyyah pernah menguburkan anak perempuannya hidup-hidup, setelah masuk Islam menjadi seorang yang terkenal ketaqwaannya, bahkan setan pun takut melewati jalan yang dilalui Umar. Ketika menjadi khalifah beliau terkenal sangat adil dan sangat takwa pada Allah, sehingga beliau rela menggotong karung gandum di punggungnya untuk diantar ke rakyatnya yang kelaparan.

Begitu pula sahabat yang lain…semuanya adalah bintang-bintang bertabur cahaya. Seperti perkataan Sayyid Qutb…mereka adalah generasi unik, sebuah generasi Al Qur’an yang hidup.

Imperium Romawi yang beragamakan penyembahan kepada manusia[raja dan pendeta] dan Persia yang menyembah api [Majusi] pun ditaklukkan…dan cahaya Islam menyebar menerangi segala penjuru dunia.

Apakah yang telah Rasulullahajarkan? 3 hal utama yang menjadi pokok pendidikan Rasulullah kepada para sahabat adalah :

1.membacakan ayat-ayat-Nya

ayat-ayat Al Qur’an jika dibaca dengan benar akan memberitahu apa yang seharusnya kita mimpikan, meluruskan[mengarahkan] pikiran dan cara berpikir kita. Al Qur’an mengajarkan kita bagaimana keimanan yang benar…SALIMUL AQIDAH [aqidah yang benar].

2.mensucikan [jiwa]mereka

kesucian jiwa akan melahirkan AKHLAK/attitude/karakter yang kokoh [matinul khuluq]. Cara paling efektif untuk mensucikan jiwa adalah menunaikan ibadah harian baik yang wajib atau pun sunnah [sholat, puasa, infak, dll amal shalih] yang dilakukan dengan benar sesuai tuntunan Rasulullah dan ikhlas lillahi ta’ala…sebuah ibadah yang benar [SHAHIHUL IBADAH]

3.mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah)

Rasulullah mengingatkan “menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim”, untuk “tuntutlah imu sampai ke negeri Cina”, bahkan senantiasa menambah ilmu sampai akhir hayat. Agar ruang pengetahuan kita senantiasa berkembang, apalah lagi cita-cita sebagai GURU PERADABAN, butuh kapasitas yang sangat besar.

Inilah jalan yang harus kita tempuh… untuk menjadi “Sang Pemimpi”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun