Halaman pertama Edensor, Andrea Hirata:
Hidup dan nasib, bisa tampak berantakan, misterius, fantastis, dan sporadis, namun setiap elemennya adalah subsistem dari sebuah desain holistic yang sempurna. Menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apa pun terjadi karena kebetulan. Ini fakta penciptaan yang tak terbantahkan.
[Diinterpretasikan dari pemikiran agung Harun Yahya]
Mozaik…, begitu menurut Andrea Hirata dalam “Edensor”. Penggalan-penggalan kisah dari sebuah lukisan kehidupan yang utuh. Bahwa ternyata ada banyak cerita; suka, duka dalam menempuh perjalanan mimpi. Meski mimpi sendiri tampak selalu indah. Sebuah kenyataan yang harus difahami oleh para pemimpi.
“betapa banyak mereka yang punya mimpi, tapi sedikit yang mampu menyatakannya.
Mereka yang mampu menyatakan mimpinya, hanya sedikit yang mampu memperjuangkannya
Mereka yang memperjuangkan mimpinya, hanya sedikit yang berjuang dengan sungguh-sungguh
Mereka yang telah berjuang sungguh-sungguh, hanya sedikit yang berjuang dengan cara yang benar
Mereka yang telah berjuang dengan benar, hanya sedikit yang mampu bertahan sampai ajal”
Sebuah nasihat orang bijak dari Mesir yang kuterima dari senior di IPB 10 th silam. Nasihat yang benar.
Mozaik dan mimpi
Uncle, how long will you stay here? What’s your plan after finishing English course in Pare? Pertanyaan khas ala Pare. Biasanya kujawab : good question for me, …
Vice versa, aku pun sering bertanya : what’s your dream? What’s your plan? Akbar, Ajaks, dan beberapa temen dari Palopo menjawab dengan yakin, menjadi sailor. Beberapa menjawab : bidan, dokter, dosen, programmer, dll. Beberapa menjawab segera dapat kerja trus nikah…, sedang Coach Dori punya mimpi ke Paris dan mengajari salah satu teknik “bermimpi” dengan memasang Eiffel sebagai wallpaper di notebook.
Human Domain
Tak ada yang kebetulan…tapi sebuah mozaik kehidupan. Ada wilayah kekuasaan Allah Swt, ada wilayah kerja manusia sebagai makhluk.
Treat human as a human. Do as a human….
Seperti nasihat yang sering kita dapatkan…wilayah kerja manusia adalah memaksimalkan diri memproduksi ide-ide, rencana, menentukan pilihan, berikhtiar, optimis, berpikir positif/husnuzhan dan berdo’a…setelah itu menyerahkan diri kepada Allah saja.Inilah jalan terbaik.
Maka setiap kita adalah seniman kehidupan yang bertanggung jawab untuk melukis gambar apa yang kita impikan.
Ranchhoddas Chanchad menasihati : “ Jadilah apa pun yang kamu inginkan nak…al iz well”.
Selama “common framework”-nya adalah sebagaimana do’a kita sehari-hari :
“Rabbana atina fi dun-ya hasanah wa fil akhirati khasanah waqina ‘adzabannar”
bahagia di dunia, bahagia di akhirat, dan terbebas dari siksa api neraka….aamiin
Mozaik dan mimpi. Just face it! Karena kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan mimpi hari ini adalah kenyataan di esok hari.
Ternyata tinggal di Pare untuk belajar bahasa Inggris dan bertemu dengan para sahabat baru adalah sebuah mozaik dalam hidupku, dan bukan sebuah kebetulan…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H