Simon hanyalah seorang pedagang kami lima, kemudian menjadi kaya mendadak.Tidak aneh setidaknya di kota tempatnya tinggal.Ada sepuluh hingga dua puluh orang menjadi kaya mendadak, dan dua atau tiga orang menjadi sangat kaya dan berpengaruh di kotanya.Ini semua berkat pertambangan yang marak, geliat dunia pertambangan membuat kotanya menjadi kota yang hidup duapuluh empat jam .Dan bagi Simon inilah era paling sempurna dimasanya.
Laki-laki setengah melamun itu adalah Simon ketika belum apa-apa, ia hanya menatap getir diantara debu dan deru truk batu bara yangmelintas di depan jualannya, dan ini tahun ke 5 sejak dibukanya pertambangan rakyat. Jelas sekali kebijakan ekonomi yang mempermudah ijin pertambangn itu dimaksudkan untuk membuka arus modal ke daerah-daerah potensian demi pencapaian pendapatan nasional.Namun laki-laki itu hanya termenung, ia berkhayal kalau saja yang menjadi pemilik truk dan batu bara yang melintas di depan kiosnya itu adalah miliknya!
Benar saja, setelah menunggu beberapa lama kesempatan itu terbuka jua, tanah 200 hektar peninggalan keluarga ayahnya telah di plot oleh penambang dari kotanya sendiri, dan tidak berapa lama lagi ia akan mengelola areal tambang dengan fee Rp.20.000,- perton! Bayangkan saja kalau batu bara yang keluar dari mulut tambang itu 100 ribu ton perbulan, maka berapa penghasilan Simon?!
Itulah yang terjadi, begitu meraup uang fee batu bara ia melambung bagaikan mimpinya, Simon telah menjadi kaya raya. Ia bangun ruko disepanjang kios miliknya dulu, ia juga membangun Mall megah, membuat pabrik baja, proferti, penerbangan, bahkan memberikan talangan pada pemerintah daerahnya untuk 80 % proyek yang sedang dan akan berjalan.
Bukan hanya itu, anak desa lulusan SMU ini kemudian merekrut direktur dan maneger keuangan beberapa lembaga keuangan daerah.Untuk itu ia berani member I gajih 5 kali lipat dari gajih mereka sebelumnya dan menjadikan mereka direktur atau manager diperusahaannya.
Ini talenta, bukan sekedar keberuntungan.Ini kebijakan Pemeritah dibidang pertambangan bukan sekedar main keberanian, dan ini tentu saja restu DPR RI yang telah begitu gerah dengan banyaknya areal tambang yang dikuasai oleh pihak asing sehingga putra daerah tidak berkesempatan dalam mengelola sumber daya alam daerahnya .Pesta ini adalah pesta anak bangsa!!Semua unsur kekuasaan dalam pemerintahan telah merasakan manisnya dunia pertambangan ini.Semua unsur keamanan telah menikmati kelezatan kue pertambangan ini.Jangan tanya soal masjid dan madrasah yang dibantu Simon, jangan tanya berapa gereja dan bihara yang kecipratan rezeki pertambangan Simon, jangan tanya berapa yang umrah dan haji gratis, dan jangan tanya berapa rumah yatim yang terayomi dan ternaungi sebagai dampak keberhasilan Simon
Kalau awalnya Simon hanya menerima fee kini ia telah memiliki puluhan Kuasa Pertambangan atas nama perusahaannya.Luas tanah yang dikelola tidak lagi ratusan , kini telah menjadi ribuan hektar.Dengan ini semua Simon telah menjadi penguasa dikawasannya sendiri.
Namun dari ribuan kawasan yang dia punya ada kawasan yang yang menjadi tetangga di wilayah pertambangannya dengan luas kawasan pertambangan melintasi beberapa kabupaten yang terjaga dan terpelihara dengan aman, tidak boleh satu inchipun tanah pertambangan mereka boleh disentuh, tidak juga Simon.Ya semua mengerti bahwa perjanjian denga pihak asing harus dihormati kalau bangsa kita mau di hargai apalagi bangsa asing itu adalah tetangga dekat Negara kita, tentunya hidup bertetangga jauh lebih dijaga lagi.
Pada suatu pagi yang dingin dan berkabut, seorang tangan kanannya yang bernama Pak Ismail melaporkan t etang kematian seorang gadis perawan dibekas galian pertambangannya yang baru saja diresmikan.Kata Pak Ismail mereka menuntut ganti rugi yang besar, “Kasihkan 5 juta sebagai balasungkawa kita”, kata Simon sembari menyuruh sekertarisnya menyiapkan dana sebesar itu.
“mereka minta 500 Milyar pak…” kata pak Ismail datar
“Gila mana ada uang sebesar itu!” jawab Simon berseloroh
“Kalau tidak mereka akan tutup pertambangan kita pak!” balas pak Ismail sambil menundukkan wajahnya
“Tutup saja kalau berani!” tandas Simon lalu meninggalkan pak Ismail yang masih terpaku
Betul saja aktifitas pertambangan Simon terhenti, sebab beberapa peralatannya tiba-tiba tenggelam ditelan bumi, mendengar kejadian tersebut Simon penasaran untuk membuktikan sendiri apa yang terjadi, apa ada hubungannya dengan tuntutan ganti rugi atau peritiwa alami biasa saja.
Namun pada saat datang kelokasi yang dimaksud ternyata , sudah begitu banyak orang ditempat itu, ada aktifis lingkungan, ada wartawan, ada keluarga korban, ada ketua adat dan masyarakat sekitar tambang tersebut.
Simon lalu membatalkan diri turun ke lokasi tambang, ia hanya menitip amplof untuk dibagikan pada tokoh-tokoh yang hadir di tempat kejadian. Tidak berapa lama tempat kejadian perkara sepi senyap, yang tinggal hanyalah keluarga korbanyang kehilangan gadis perawanya akibat lubang tambang yang menganga.Tuntutannya 500 milyarpun tak digubris oleh Simon.Karna itulah ia bertekat akan menuntut balas pada Simon hingga kesempatan itu tiba.
Tepat pukul 12.00 saat perayaan ulang tahun anaknya yang ke 15, tiba-tiba simon diserang oleh seseorang dengan belati beracun. Ini tentu diluar perhitungan pengawal pribadinya dan pihak keamanan. Dalam sekejab tubuh Simon biru legam. Semua histeris, terutam anak dan istrinya. Petugas medis sigap bertindak dan para dukun membaca mantra dan menyiapkan segala ramuannya. Simon adalah tulang punggung dari 20.000 pegawainya, sumber APBD , tempat curhat para petinggi Negara dan tentu saja sumber kebahagiaan anak dan istrinya.
Seluruh kekuatan Negara dan pihak pengawal pribadinya di kerahkan untuk mencari penusuk Simon.Semua rumah penduduk digeledah, pihak keluarga tertuduhpun disandra dan disekap sebagai jaminan atas tersangka.
Semua lintas perbatasan dijaga ketat, semua yang keluar dan masuk ke wilayah itu harus menunjukkan identitas dirinya, kalau tidak maka akan ditahan beberapa jam sampai ada jaminan bagi yang bersangkutan.
Sedemian ketatnya akhirnya tersangka penusuk Simon itu tertangkap.Sebagai ucapan terimakasih atas keberhasilan semua pihak maka simon mengadakan kenduri besar. Tidak lupa hakim dan jaksa penuntut juga hadir pada acara syukuran tersebut.
Rasa penasaran Simon mendorongnya untuk bertemu dengan penusuknya yang hampir saja membawa ajalnya. Dengan pengawalan superketat Simon datang mengunjungi orang tersebut.
“Siapa nama mu?” Tanya Simon datar
“Danar..” kata laki-laki itu dingin
“Tahu..kenapa kau dicari?” Tanya Simon lagi
“Karna menuntut balas atas kematian putrinya yang terperosok di lubang galian pertambangan!”
“Bukan, karna kau menusukku dan aku hampir mati!”balas Simon lagi
“Karna pertambanganmu tak pakai aturan!”balas Danar
Simon memukulnya berkali-kali dengan pentungan hingga kepala Danar hampir berdarah.
Namun sebelum Simon meninggalkannya Danar berteriak memanggilnya.
“Simon…pengusaha sepertimu pasti akan berakhir suatu saat nanti, kau akan bangkrut!
Orang-orang tertindas seperi kamilah yang akan selalu melawan orang seperti mu Simon…,tunggu kebangkitan kami dan tunggu kehancuranmu..”
B eberapa pengawal Simon mendesaknya agar meninggalkan tempat tahanan Danar dan beberapa lagi berusaha memukuli Danar , namun dihalangi oleh pihak keamanan.
Hari itu Simon melangkah dengan kemenangan, sementara Danar terkulai lemah di dalam sel menunggu putusan.Tanpa ada yang membelanya….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H