Awal tahun 2022 ini sedang hangat-hangatnya perbincangan publik tentang G20 Energy Transition. Pada Presidensi G20 Indonesia tahun 2022, transisi energi berkelanjutan menjadi isu yang sangat diprioritaskan. Pada gelaran acara webinar Inagurasi Gerilya sebagai langkah awal Kickoff Youth Movement G20 Energy Transition. tiga sektor prioritas G20 yaitu strengthening global health architecture, digital transformation, energy transitions. Pendekatan multistakholder sebagai agen perubahan sangat berperan sebagai pelopor Youth-20, Energy Transitions Working Group (ETWG), Women-20(W-20).
Sebagai salah satu dari tiga pilar utama Presidensi G20 Indonesia, Forum Transisi Energi dalam format Energy Transitions Working Group (ETWG), berfokus kepada tiga prioritas, yaitu akses, teknologi, dan pendanaan. Dengan tiga fokus tersebut, G20 diharapkan dapat mencapai kesepakatan bersama dalam mempercepat transisi energi global, sekaligus memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan dan transisi yang berkeadilan.
Pada gelaran ini para pemuda aktivis penggerak transisi energi yang diwakilkan oleh Zagy Yakana Berian (Society of Renewable Energy), Duwi Pratiwi (Energy Academy Indonesia), dan Robi Juandry (Dewan Energi Mahasiswa) membacakan deklarasi transisi energi. Poin pertama, menigkatkan kesadaran dan advokasi dalam transisi energi dan aksi mitigasi perubahan iklim di Indonesia. Poin kedua, menciptakan ruang bagi pemuda untuk berkontribusi secara proaktif mendorong transisi energi dan aksi mitigasi perubahan iklim, pada semua forum. Poin ketiga, meningkatkan kontribusi nyata dalam program transisi energi dan aksi mitigasi perubahan iklim.
Dalam pelaksanaan G20 dalam rangka transisi energi tentunya memerlukan kerjasama antara lintas sektoral. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dan perlu adanya dukungan dari legislatif dan perlu ada dukungan dari anak muda. Pada transisi energi ini harus betul-betul mengikutsertakan mereka. karena anak muda ini penting, hal inilah yang menjadikan upaya kita bersama untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan. diskusi-diskusi yang akan diadakan penting sekali untuk mengedepankan keterlibatan multisektoral.
Kebijakan pemerintah yang mencanangkan transisi energi dengan pembangunan Energi baru terbaharukan dan memensiunkan pembangkit listrik tenaga fosil, seperti batubara, dan minyak. Ini merupakan strategi untuk mendorong transisi energi. Pemerintah mendistribusikan dana sebesar 6,76 miliar dollar di sektor energi, namun untuk energi bersih baru mendapat 3,5% nya saja. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya penyelamatan ekonomi indonesia dari dampak krisis COVID-19.
Indonesia sebagai negara yang menyumbangkan emisi terbesar di dunia harus secepatnya mengambil langkah dalam menurunkan konsumsi energi fosil. Tindakan yang tepat untuk dilakukan adalah dengan transisi energi secepatnya, terkhusus untuk sektor kelistrikan. Pengembangan energi terbarukan dalam skala besar merupakan Langkah yang tepat untuk menghindari krisis perubahan iklim akibat pemanasan global.
Fokus pemerintah saat ini yaitu mengembangkan strategi PLTS skala besar dalam rangka menurunkan BPP listrik, termasuk pengembangan PLTS pada lokasi bekas lahan tambang yang lahan konsesinya sudah Kembali ke PEMDA. PLTS di daerah lahan eks tambang yaitu dengan kapasitas 2300 MW, Pengembangan PLTS Terapung dengan kapasitas sebsar 857 MW, Pengembangan PLTS Rooftop didaerah-daerah melalui sinergi Pemprov ataupun Pemkab melalui program Surya Nusantara kapsitas PLTS 1000 MW/tahun dengan mengalihkan subsidi listrik untuk penyediaan PLTS Atap bagi pelanggan PLN bersubsidi (450 VA dan 900 VA), dan pengembangan PLTS di daerah 3T dan program Hybrid di pulau-pulau kecil terkhusus daerah Indonesia bagian timur untuk penciptaan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Tujuan dan manfaat dari pengembangan PLTS Atap yang di atur dalam (Permen ESDM No.49/2018 Jo.Permen ESDM No.13/2019 Jo.Permen EsDM No.16/2019) yaitu sebagai penghematan/mengurangi tagihan listrik bulanan, membuka peran serta masyarakat dalam pemanfaatan dan pengolahan EBT, meningkatkan peranan EBT dalam bauran energi nasional, percepatan peningkatan pemanfaatan energi surya, meningkatkaninvestasi EBT, dan mengurangi Emisi GRK (Gas Rumah Kaca).
Kementerian KESDM menjawab tantangan Transisi Energi dengan menerjunkan sebanyak 57 mahasiswa sebagai penggerak energi bersih yang dikemas dalam program Gerilya batch 2 (Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya). Para Mahasiswa diterjunkan bersamaan dengan kegiatan On Boarding MSIB KM batch 2 2022. Para mahasiswa diberikan ruang untuk belajar mengenai pengembangan serta implementasi PLTS Atap di Indonesia. Hal ini menjadi salah Satu upaya pemerintah untuk memenuhi target bauran nasional pada tahun 2025. Melalui kerja sama program Kampus Merdeka dan Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya), diharapkan mampu mengakselerasi pencapaian target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen.
Penerjunan mahasiswa dalam Program Gerilya ini selaras dengan niat pemerintah untuk mengikutsertakan anak muda untuk turut berkontribusi dalam mewujudkan Transisi Energi. Terbukti pada batch 1 program GERILYA yang dijalankan selama 6 bulan telah berhasil berkontribusi membantu proses instalasi PLTS atap baru sebesar lebih dari 2,3 MWp. Hal ini menjadi kesempatan bagi generasi muda untuk memanfaatkan semaksimal mungkin program yang telah disediakan oleh pemerintah dalam kontribusi penyuksesan transisi energi.
Namun, Sebagai kaum milenial kita juga harus selalu memiliki Langkah yang inovatif untuk menyukseskan Transisi Energi. Suksesnya Transisi Energi adalah dengan semangat dan kesadaran para generasi muda dalam menyikapi perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh energi fosil dengan mengubahnya menjadi Energi Baru Terbarukan.