Mohon tunggu...
Wahyu Aji
Wahyu Aji Mohon Tunggu... Administrasi - ya begitulah

Insan yang suka mendeskripsikan masalah dengan gaya santai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Warisan Hidup Habibie

12 September 2019   20:06 Diperbarui: 12 September 2019   20:14 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Guru Fisika Madarasah Tsawaniyah saya sangat antusias kala menuturkan mengenai pengangkatan Habibie sebagai presiden kala itu. Sebagai guru yang mengajar ilmu pasti, beliau tentunya sangat mengagumi sosok Habibie. Kepintaran Habibie selalu dikaitkan dengan pesawat terbang, seolah menyatakan secara tak langsung bahwa otaknya Habibie memiliki wawasan yang tinggi setinggi terbangnya pesawat di angkasa.

            Kenangan akan sosok Habibie juga diceritakan secara terus-menerus oleh orang tua kepada para anaknya. Orang tua saya yang sudah hidup lebih dari setengah abad, tentu pernah merasakan sendiri seperti apa jayanya nama Habibie menggema di tanah air. 

Tak jarang pada setiap kesempatan bincang keluarga ketika berbicara mengenai sekolah, orang tua saya selalu menjadikan Habibie sebagai role model. Ia pintar, bersahaja dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebuah impian yang tentunya selalu diinginkan oleh setiap orang tua terhadap anaknya.

            Betapa besarnya keinginan ibunda dari Habibie untuk menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya pun tercatat dalam buku Rudy : Kisah Masa Muda Sang Visioner oleh Gina S. Noer. "Semua anak di keluarga Habibie akhirnya mengenyam pendidikan terbaik. Meski berjuang sendirian, mami ternyata tak menyerah. Cinta pada anak-anaknya adalah energi yang tak pernah habis" (hal. 66).

            Warisan Habibie adalah semangat akan kemajuan teknologi dan pendidikan. Semangat itu telah terpatri di dalam diri Habibie kecil semenjak menginjak masa sekolah. Rudy, sapaan akrab Habibie muda, selalu antusias ketika berbicara mengenai pesawat terbang. 

Menurut Rudy, bangsa ini perlu berkembang tak hanya dalam bidang pangan dan sandang saja, tetapi perlu yang namanya kemajuan teknologi. Namun mimpi itu tak berjalan mudah. 

Kondisi bangsa kala itu masih sangat memerlukan yang namanya kebutuhan dasar, alih-alih berfokus kepada pengembangan sumber daya manusia. "Kamu lihat situasi di Indonesia saat ini. Orang butuh makan, butuh pendidikan, butuh hidup. Bukan butuh pesawat" kata Lim Keng Kie kepada Rudy saat ia kembali ke tanah air.

            Semangat membangun negeri dari Rudy yang sempat menurun kembali naik. Orang yang berperan menaikkan semangat Rudy saat itu adalah teman masa SMA nya dulu, Hasri Ainun. Bersama Ainun, Rudy kembali menerbangkan tinggi mimpinya.

            Kharisma seorang Habibie tak pernah lekang. Ia turun temurun diwariskan oleh generasi orang tua kepada anaknya. Sebuah warisan akan pendidikan yang tinggi, cita-cita yang mulia dan pribadi yang beriwabawa. Sampai kini, kita selalu mengenal Habibie sebagai seorang jenius pesawat terbang.

            Lain dulu lain sekarang. Meskipun Habibie dikenal akan kepintarannya, ia juga semakin dikenal akan hubungan asmaranya. Sepeninggal istri tercinta beliau, Ainun pada tahun 2010 silam, kisah mengenai perjalan hidup Habibie semakin menarik untuk dikuak. Terlebih mengenai hubungannya bersama sang istri.

            Ainun berperan sebagai istri dan juga sahabat bagi Habibie. Ainun muda merupakan seorang dokter. Mereka sudah kenal semenjak SMA namun tidak begitu dekat. 

Beberapa tahun mereka terpisah, Habibie fokus dengan studinya dan Ainun bekerja di RSCM. Hingga kembali bertemu dan menjalin hubungan serius. Bincang mereka kala itu pun masih mengenai mimpi-mimpi mengenai bangsa ini.

            Saat Habibie berkata mengenai visinya kedepan tentang memajukan sumber daya manusia dengan teknologi dan pendidikan kepada Ainun, Ainun sebagai dokter paham betul bahwa hal tersebut tak bisa sepenuhnya terwujud tanpa adanya kesehatan dari sumber daya itu sendiri. 

Ainun menjawab "Saya mau menyehatkan rakyat sebab hanya orang sehat yang bisa bekerja di tempat kamu. Saya sehatkan SDM biar bisa kamu pakai". 

Kesetiaan sebagai sepasang kekasih hingga masa senja menjadi inspirasi bagi setiap orang. Seperti penggalan lirik yang menuturkan bahwa cinta mereka melukiskan sejarah. Hadir untuk dibaca dan dikenang sepanjang zaman.

            Perjalanan hidup penuh impian dan cinta dari Habibie berakhir pada Rabu petang (11/9). Sang visioner akhirnya berpulang ke Sang Pencipta. Warisan mimpi dan visi beliau memang tak sempurna hadir dalam negeri yang masih berkembang ini. 

Mimpi dari Habibie masih ada dan terus akan berlanjut dari orang-orang yang mengenal dan mengagumi beliau. Dari para orang tua yang menceritakan kepada anaknya, tentang sosok yang memiliki wawasan tinggi layaknya pesawat yang terbang mengangkasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun