Pagi tanggal 6 Agustus 1945, Kota Hiroshima beraktivitas seperti biasanya. Meskipun dalam suasana perang, orang dewasa siap kembali untuk bekerja dan anak-anak bersiap ke sekolah..Â
Kekalahan Jepang hampir bisa dipastikan saat itu. Dalam padatnya kota, Yamaguchi ada didalamnya untuk melakukan rutinitas kerjanya. Ia sedang menjalankan tugasnya di Hiroshima sebagai pegawai perusahaan Mitsubishi.Â
Dalam perjalanan hidupnya, hari itu akan sangat dikenang oleh Yamaguchi. Bukan karena langit begitu cerah kala itu, tetapi apa yang jatuh dari langit saat itu.
Pukul 8.15, Little Boy menyapa rakyat Hiroshima.Â
Yamaguchi tak bisa berbuat apapun dan hanya bisa melihat dari kejauhan sebuah benda berparasut turun di atas kota. Namun jarak tempat ia berdiri tak cukup untuk menyelamatkannya. Beruntung, diantara ratusan ribu orang yang meninggal, Yamaguchi tidak termasuk di dalamnya.Â
Rencananya untuk kembali ke kampung halamannya setelah tiga bulan lamanya mesti dijalani dengan perasaan takut dan menyakitikan.Â
Meski selamat pada pengeboman Hiroshima, ia mendapatkan hadiah luka yang membuatnya akan selalu teringat peristiwa tersebut. Bahkan untuk puluhan tahun setelahnya.
Pada sisi yang berbeda, Kolonel Paul Tibbets siap untuk menerjunkan Little Boy dari pesawatnya Enola Gay yang diambil dari namanya ibunya sendiri.Â
Little Boy di lepaskan pukul 8.15 waktu setempat. Bom yang bahan utamanya Uranium itu pun menghancurkan Hiroshima dan orang-orang disana.
Dengan jenis pesawat yang sama, Nagasaki dijatuhi bom atom dan menjadi kota kedua yang merasakan dahsyatnya kekuatan senjata tersebut. Fat man --kode bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki- adalah bom berinti plutonium. Daya ledak yang lebih tinggi dibandingkan dengan saudaranya Little Boy.Â
Yamaguchi akhirnya kembali ke kampung halamannya berselang beberapa hari dari peristiwa tersebut.