Mohon tunggu...
Wahyu Hidayat
Wahyu Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Komunikasi

Freelance

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akhir Tahunku di Tengah Pandemi Covid

30 Desember 2020   22:40 Diperbarui: 30 Desember 2020   23:06 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semenjak akhir tahun 2019 hingga saat ini dipenghujung akhir tahun 2020 dunia dihebohkan dengan sebuah penemuan virus terbaru yang berasal dari Hubei, China. Virus tersebut dikatakan cukup berbahaya dan  penyebarannya  begitu  cepat.  Menurut  Eman  Supriyatna  (2020)  Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mendeklarasikan wabah corona virus 2019-2020 sebagai Kesehatan Masyarakat Darurat International atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada 30 Januari 2020 lalu berlanjut menjadi Pandemi pada 11 Maret 2020. Pandemi sendiri merupakan  penyebaran penyakit atau virus baru yang telah menyebar ke seluruh dunia sehingga  mempengaruhi banyak orang .

Menurut Nugroho (2020), WHO mengungkapkan bahwa covid-19 menjadi nama resmi untuk coronavirus yang diidentifikasi di China pada 31 Desember 2019. Pengumuman tersebut diungkapkan oleh Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Janewa Swiss. Beliau menjelaskan bahwa asal-usul nama tersebut yaitu, "co"  berarti corona, "vi" berarti virus, dan "d" berarti disease.

Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Aditya Susilo, dkk (2020:45-67) virus ini bermula Pada pertengahan Desember 2019, ketika itu ditemukan sebuah kasus pneumonia misterius yang mana pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei. Sumber  penyakit  tersebut  belum  diketahui  secara  pasti,  tetapi  kasus  pertama dikaitkan dengan pasar binatang di Wuhan. Memasuki tanggal 18-29 Desember 2019,  terdapat  lima  pasien  yang  dirawat  dengan  Acute  Respiratory  distress Syndrom (ARDS).  

Kasus  tersebut  semakin  bertambah semenjak 31 Desember 2019 hingga  3 Januari 2020. Laporan mengungkapkan bahwa 44 kasus baru dan mulai menyebar hingga kebeberapa negara tetangga seperti Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Mulai  sejak  itu,  penyebaran  virus  corona  terus  berlanjut  hingga  menyebar  ke penjuru  dunia  tak  terkecuali  Indonesia.  Semenjak  kasus  pertama  di  Indonesia membuat  masyarakat  menjadi  panik  dan  menimbulkan  beberapa  permasalahan yang terjadi. 

Virus  corona  menjadi  virus  yang  dapat  menyebabkan  kerugian  besar  dikalangan masyarakat luas tanpa memandang siapa, umur, dan derajat seseorang. Ketika  pemerintah  mengumumkan  kasus  pertama  COVID-19  yang  kala  itu merupakan warga Indonesia yang baru saja berkontak langsung dengan warga negara Jepang, maka berakibat pada kepanikan seluruh masyarakat.   

Pada saat itu, masyarakat Indonesia belum mendapatkan informasi tentang virus  corona  secara  menyeluruh.  Dengan  demikian,  menyebabkan  terjadi beberapa masalah sosial di awal-awal pengumuman kasus tersebut. Seperti panic buying,  dengan  adanya    panic  baying  masyarakat  wilayah  Jakarta,  Depok, Tangerang,  dan  Bekasi  menyerbu  pasar-pasar  untuk  mendapatkan  bahan  baku makanan dan rumah tangga agar mereka dapat mengurangi bepergian dengan kata lain mereka menimbun bahan dan alat untuk mengurangi aktifitas di luar rumah. 

Tidak  tanggung-tanggung,  mereka  membeli  bahan-bahan  dengan  jumlah  yang banyak sehingga menyebabkan kelangkaan dan naiknya bahan baku. Disamping itu,  permintaan  akan  masker,  instan  hand  sanitizer,dan  sarung  tangan  medis meningkat pesat. Akibatnya barang tersebut menjadi langka dan harga jualnya menjadi tinggi. 

Menurut Audina (2020) ada beberapa hal untuk mengurangi dampak dari panic buying. Pertama dengan melakukan smart buying yaitu membeli bahan dan alat alat yang lebih diperlukan daripada memborong semua barang secara serentak. Kedua,  jangan  langsung  panik  terhadap  pemberitaan  media-media. Ketika mendapatkan pemberitaan sebaiknya segera tenang dan mencari sumber informasi yang terpercaya. 

Dengan demikian, kita harus tetap peduli dengan sesama mengingat yang membutuhkan barang tersebut tidak hanya kita dan keluarga kita tetapi mereka di luar sana juga banyak yang membutuhkan barang. 

Semenjak pemberitaan tentang kasus pertama COVID-19 menyebabkan pemerintah membuat tatanan baru bagi dunia pendidikan. Pada bulan maret mulai diberlakukannya  study  at  home  yang  mana  seluruh  instansi  pendidikan baik itu tingkat SD,SMA serta perguruan tinggi menerapkan itu. Merumahkan  siswanya atau Mahasiswanya  agar  mereka  belajar  melalui  daring.  Dengan diberlakukannya  kegiatan  tersebut  maka  dapat  memutuskan  mata  rantai penyebaran virus ini.              

Pada mulanya para pelajar pendidik khususnya mahasiswa antusias untuk melaksanakan pemberlakuan sistem daring ini mengingat hal itu sama saja seperti hari libur yang berkepanjangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun