Mohon tunggu...
Wahyu Widayanti
Wahyu Widayanti Mohon Tunggu... mahasiswa -

aku mahasiswi smster 3 Jurusan PGSD dari Program S1 PGSD kampus VI Kebumen UNS '09...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Gaya Pembelajaran Anda? (bagian 2)

29 Desember 2010   00:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:16 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Format-format pemrosesan

Kontekstual global

Pembelajar yang holistik dan menyeluruh lebih memilih gambaran besar. Mereka menginginkan sebuah tinjauan menyeluruh dari konsep utama sebelum mereka mulai memproses setiap perinciannya, mereka menyukai relevansi, visi tematik, dan tujuan, dan punya kecenderungan besar untuk memilih pelajaran yang multitugas. Gaya ini, sering kali merujuk pada pembelajar pengguna “otak-kanan”, memproses dalam gambar, symbol, ikon, dan tema.

Terperinci secara sekuensial/linier

Pembelajar dengan gaya ini lebih memilih pendekatan menu atau rumusan yang tersusun, tahap demi tahap untuk belajar. Mereka cenderung menjadi pembelajar dengan tugas-tunggal, lebih suka tetap berfokus pada satu masalah pada satu saat. Biasanya mereka bersifat analitis. Mereka suka mengukur, menganalisis, bertanya, dan membandingkan serta membedakan. Para pembelajar ini sering asli dirujuk sebagai orang yang dominan pada otak kiri. Mereka memilih dunia kata-kata tertulis, mereka menginginkan instruksi yang jelas dan terperinci, dan mereka dapat belajar paling baik dengan pelajaran yang terstruktur.

Konseptual (abstrak)

Pembelajar dengan gaya ini lebih memilih dunia buku, kata-kata, komputer, ide, dan percakapan. Mereka menikmati berpikir dan berbicara, tetapi tidak sebanyak yang mereka suka lakukan. Sebagian orang mungkin akan mengatakan bahwa mereka cenderung berada “dalam kepala mereka”. Mereka umumnya condong kepada profesi-profesi yang lebih astrak seperti menulis, mengajar (dosen), atau akuntan.

Konkret (objek dan perasaan)

Pembelajar dengan gaya ini lebih memilih dunia yang konkret segala sesuatu yang dapat disentuh, dilompati, dipegang, dan dimanipulasi. Mereka suka pada contoh-contoh, aksi, game, dan gerakan yang spesifik. Mereka umumnya condong kepada profesi-profesi yang member kesempatan bagi mereka untuk menggunakan tangan dan tubuhnya seperti menari, memahat, akting, pengembang, dan sopir truk.

Filter-filter respons

Referensi eksternal

Pembelajar dengan gaya ini merespons kehidupan terutama berdasarkan apa yang dipikirkan orang lain. Pertanyaan yang sering mereka ajukan adalah,”apa yang diharapkan orang lain untuk aku lakukan, pikirkan atau katakana?” Mereka reponsif terhadap norma-norma dan peraturan masyarakat. Mereka biasanya sangat sadar akan etika, dogma, kebijakan, hokum, dan ekspektasi keluarga.

Referensi internal

Pembelajar dengan gaya ini merespons kehidupan terutama berdasarkan penilaiannya sendiri dan aturan-aturan mereka sendiri, yang memang atau juga bukan, norma masyarakat. Pembelajar seperti ini sangat independen karena mereka adalah satu-satunya penilai.

Pemadan

Pembelajar dengan gaya ini merespons dengan memerhatikan kesamaan. Mereka mudah menyetujui, menyukai konsistensi, mereka mencari kesamaan dalam hubungan, dan mereka lebih menyukai hal-hal yang menjadi bagian atau berjalan bersamaan dengan baik.

Bukan pemadan

Pembelajar dengan gaya ini merespons dengan memerhatikan perbedaan. Mereka memerhatikan apa yang kurang, hilang, salah, atau tidak konsisten. Mereka menemukan kecacatan dalam argument dan lebih menyuakai variasi dan perubahan. Mereka tidak selalu mengatakan hal negatif , hanya sekadar berbeda. Pembelajar seperti ini menginginkan lebih banyak variasi, menikmati eksperimen, dan membenci rencana pendidikan tradisional, terprediksi, dan tidak suka melakukan apa yang juga dilakukan orang lain.

Eksperimen impulsif

Pembelajar dengan gaya ini paling baik merespons pada tindakan langsung. Mereka lebih memilih belajar dengan mencoba-coba dan pendekatan-pendekatan yang bersifat pengalaman. Pola piker mereka adalah lakukan, dan terus lakukan sampai kamu menemukannya. Pembelajar seperti ini labih suka berorientasi penyampaian.

Reflektif analitis

Pembelajar dengan gaya ini merespons secara internal terhadap pembelajaran baru. Mereka menerima informasi, memprosesnya secara reflektif, dan mempertimbangkan semua alternatif sebelum benar-benar menyelaminya. Pragmatis sudah menjadi bawaan mereka dan cenderung menjaga jarak antara diri mereka dengan orang lain. Mereka suka berdiri di belakang,dan melihat, dan lebih suka lagi merujuk pada masa lalu dan masa depan.

Umpan balik memang sangat penting, tetapi tidak harus selalu berasal dari guru. Umpan balik yang paling efektif adalah yang bersifat spesifik dan langsung. Contohnya seperti penyuntingan hasil kerja dari teman dan cerita yang disampaikan oleh teman. Demikian juga, interaksi di antara para pembelajar dan interaksi dengan sumber-sumber dari luar dapat memberikan umpan balik yang sangat bermanfaat. Umpan balik sangat banyak diperoleh secara non-verbal. Ekspresi wajah dan bahasa tubuh mengatakan banyak hal tentang performa kita pada tingkat tak-sadar jika memang bukan pada tingkat sadar. Menciptakan model kelas, memainkan permainan pembelajaran, menciptakan video kelas, atau merencanakan proyek komunitas, adalah semua aktifitas yang dapat memberikan umpan balik secara tidak langsung dari proses interaksi.

Daftar pustaka:

Eric Jensen terjemahan Narulita Yusron.Brain-Based Learning Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak Cara Baru dalam Pengajaran dan Pelatihan.2008.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun