Ukuran otak kita kira-kira sebanding dengan sebuah jeruk manis yang besar, benda menakjubkan seberat satu setengah kilogram sebagian besar terdiri atas 78% air, 10% lemak, dan 8% protein. Otak manusia normal berwarna mendekati warna kulit putih manusia (flesh-colored) dan cukup lunak. Bagian terluar (cerebral cortex) terlihat seperti berlipat-lipat atau berkerut yang tebalnya kira-kira setebal kulit jeruk. Lapisan pelindung dari kumpulan sel ini, kaya akan sel-sel otak yang ukurannya mencapai sekitar satu halaman Koran yang dibentangkan. Fungsi pentingnya ditegaskan oleh fakta bahwa korteks merupakan 70% bagian yang membentuk sistem saraf, sel-sel saraf atau neuron dihubungkan oleh hampir sekitar satu juta mil serat saraf. Otak manusia memiliki bagian terbesar dari korteks yang tak terikat (memiliki fungsi tertentu) dibandingkan spesies lainnya yang ada di bumi. Hal ini memberikan fleksibilitas dan kapasitas yang luar biasa bagi otak manusia untuk pembelajaran (Eric Jensen, terjemahan Narulita Yusron, 2008: 41).
Otak besar (cerebrum) terdiri atas empat bagian utama yaitu bagian belakang (lobus occipital), bagian depan (lobus frontal), lobus parietal, dan lobus temporal. Lobus occipital terletak sedikit di belakang bagian otak dan terutama bertanggung jawab pada penglihatan. Lobus frontal terletak di wilayah sekitar kening dan punya andil terhadap tindakan-tindakan yang disengaja seperti member penilaian, kreativitas, menyelesaikanmasalah, dan merencanakan. Lobus parietal terletak pada bagian atas yang tugasnya memproses sesuatu yang berhubungan dengan sensori yang lebih tinggi dan fungsi-fungsi bahasa. Lobus temporal (bagian kiridan kanan) berada di atas dan di sekitar telinga terutama bertanggung jawab terhadap pendengaran, memori, pemaknaan,dan bahasa, meskipun ada beberapa fungsi yang saling tumpang tindih antara masing-masing lobus ini (Eric Jensen, terjemahan Narulita Yusron, 2008: 41-42).
Wilayah di tengah-tengah otak atau inti otak (otak tengah atau sistem limbik) meliputi hipokampus, thalamus, hipotalamus, dan amigdala. Bagian ini adalah bagian yang menyumbang sekitar 20% dari seluruh volume otak bertanggung jawab atas tidur, emosi, atensi, pengaturan bagian tubuh, hormon, seksualitas, penciuman, dan produksi kimiawi otak.
Korteks sensori (yang memonitor reseptor kulit) dan korteks motorik (yang dibutuhkan untuk bergerak) berbentuk semacam pita kecil yang terletak melintasi bagian tengah atas otak di bagian parietal lobe. Di bagian bawah belakang terdapat cerebellum (otak kecil) bertanggung jawab atas keseimbangan, postur, gerakan motorik, musik, dan kognisi. Manusia memiliki sekitar seratus miliar neuron. Orang dewasa memiliki sekitar setengah dari jumlah neuron yang ditemukan di dalam otak anak usia dua tahun. Satu milimeter kubik (1/16.000 inci) dari kumpulan sel otak mengandung lebih dari satu juta neuron, masing-masing berdiameter sekitar lima puluh mikron (Eric Jensen, terjemahan Narulita Yusron, 2008: 42-44).
Terdapat dua sel otak yakni sel glial dan neuron. Sel glial juga dikenal sebagai interneuron, tidak memilki badan sel dan sekitar sepuluh kali lebih terpusat dalam otak dibandingkan sel neuron. Sejak lahir kita memiliki jumlah sel glial sebanyak sekitar seratus miliar. Perannya merupakan tugas-tugas multirupa dan juga meliputi produksi myelin bagi axon (perluasan sel saraf), pendukung struktural bagi penghalang darah otak, transportasi nutrient, dan pengaturan sistem imun.
Neuron yang berfungsi normal secara terus-menerus menyalakan, mengintegrasikan dan mengolah informasi di sepanjang celah mikroskopik disebut sinapsis, yang menghubungkan antara satu sel dengan sel lainnya. Satu neuron dapat terhubung dengan seribu sampai sepuluh ribu sel lainnya. Semakin banyak koneksi semakin baik. Jumlah total dari reaksi synaptic yang berasal dari semua dendrit (perluasan cabang sel) terhadap sel tubuh pada saat kapan pun menentukan apakah sel tersebut akan dinyalakan. Dengan kata lain, pembelajaran melibatkan kelompok-kelompok atau jaringan-jaringan neuron.
Meskipun tubuh sel punya kapasitas untuk bergerak, sebagian besar neuron pada orang dewasa tetap diam dan hanya memperpanjang axon tunggal mereka ke arah luar. Beberapa migrasi axonal terprogram secara genetik, sementara yang lainnya bermigrasi sebagai akibat dari stimulasi lingkungan. Meskipun masing-masing neuron hanya mempunyai satu axon, namun ia mempunyai banyak serat disebut dendrit yang merupakan bagian sela yang dapat memanjang. Biasanya axon-axon hanya berkomunikasi dengan dendrit dan dendrit hanya berkomunikasi dengan axon. Ketika sebuah axon bertemu dengan sebuah dendrit dari sel yang ada di dekatnya, saat itulah pembelajaran terjadi. Semacam simpul-simpul di sepanjang axon bersama dengan myelinasi dapat memacu impuls-impuls elektrik untuk mempercepat transmisi sampai 120 meter per detik atau 200 mil per jam. Axon terkecil kemungkinan tidak menerima manfaat dari myelinasi (Eric Jensen, terjemahan Narulita Yusron, 2008: 45-47).
Daftar pustaka:
Eric Jensen terjemahan Narulita Yusron.Brain-Based Learning Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak Cara Baru dalam Pengajaran dan Pelatihan.2008.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H