Saya tidak tahu pasti adakah nama jalan Jenderal Soeharto di daerah lain di wilayah Indonesia selain di Skunder II Ophir Pasaman Barat Sumatera Barat?
Dalam perjalanan ke pusara Ibu kami yang tercinta, saya menemukan nama jalan Jend. Soeharto, jalan sepanjang 4 km itu setidaknya adalah bentuk penghormatan atas hal-hal baik tentang Pak Harto, Presiden RI kedua yang memberikan arti penting dalam perjalanan para pejuang 45, para purnawirawan ABRI yang menempati perumahan dengan luas tanah 1/2 ha dan lahan perkebunan kelapa sawit seluas 2 Ha dengan pola PIR.
Dengan model semacam itu, para pensiunan, purnawirawan dan masyarakat umum di seluruh wilayah PIR Ophir Yang terdiri dari plasma I Sampai dengan plasma V dapat melangsungkan kehidupan mereka secara layak dan bermartabat.
Kini perkebununan kelapa sawit milik warga Transmigrasi ABRI dan masyarakat umum itu tengah mengalami peremajaan. Jalan yang menghubungkan Ibu Kota Pasaman Barat ke Manggopoh dan Ibu Kota Sumbar yang dibangun oleh pemerintah tahun 1980 itu tengah mengalami perluasan dan perbaikan. Geliat pembangunan terus digalakkan.
Pemberian nama jalan Jend. Soeharto itu menurut hemat saya adalah salah satu bentuk dan cara bagaimana masyarakat menghargai pemimpin bangsanya. Fenomena kerinduan pada figur Pak Harto juga mulai tumbuh di masyarakat dengan ada istilah Piye Kabare Bro ...
Tentu saja fenomena itu adalah bentuk keinginan agar perjalanan bangsa ini ke depan dapat menghargai hal-hal positif dan yang baik dari para pemimpin bangsanya agar dapat mewarisi (legasi) yang baik untuk diteruskan oleh generasi bangsa, baik itu yang diwariskan oleh Pak Harto dan pemimpin bangsa yang lainnya. Pak Karno, Pak Habibie, Gus Dur, Ibu Megawati, dan Pak SBY.
Kita sebagai suatu bangsa dan negara mesti tumbuh sebagai suatu bangsa yang bermartabat dengan menghargai hal baik dari para pemimpin bangsanya. Bung Karno menyebutnya dengan istilah Jasmerah (Jangan sekali-sekali melupakan sejarah) dan Pak Harto menyebutnya dengan istilah Mikul Duwur Mendem Jero.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H