Mohon tunggu...
Wahyu Triono KS
Wahyu Triono KS Mohon Tunggu... Dosen - Peofesional

Founder LEADER Indonesia, Chief Executive Officer Cinta Indonesia Assosiate (CIA) Dirut CINTA Indonesia (Central Informasi Networking Transformasi dan Aspirasi Indonesia). Kolumnis, Menulis Buku 9 Alasan Memilih SBY, SBY Sekarang! Satrio Piningit Di Negeri Tuyul, JK-WIRANTO Pilihan TERHORMAT, Prabowo Subianto Sang Pemimpin Sejati, Buku Kumpulan Puisi Ibu Pertiwi dan menjadi Editor Buku: Jaminan Sosial Solusi Bangsa Indonesia Berdikari (Penulis Dr. Emir Soendoro, SpOT), Buku Reformasi Jaminan Sosial Di Indonesia, Transformasi BPJS: “Indahnya Harapan Pahitnya Kegagalan”, Buku Mutu Pekerja Sosial Di Era Otonomi Daerah, Buku Dinamika Penye-lenggaraan Jaminan Sosial Di Era SJSN, Buku Kebijakan Publik (Teori Analisis, Implementasi dan Evaluasi Kebijakan (Penulis Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc). Buku BPJS Jalan Panjang Mewujudkan Sistem Jaminan Sosial Nasional (Penulis dr. Ahmad Nizar Shihab, Sp.An). Buku Kembali Ke UUD 1945 (Penulis Dr. Emir Soendoro, SpOT), Buku KNPI & Pemuda Harapan Bangsa (Penulis Robi Anugrah Marpaung, SH. MH). Menjadi Ketua Umum HMI Cabang Medan 1998-1999, Ketua PB HMI 2002-2004, Koordinator MPK PB HMI 2004-206 dan Wakil Sekretaris Jenderal DPP KNPI 2008-2011.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ask to Presidential Candidates

3 Januari 2019   14:17 Diperbarui: 9 Januari 2019   16:35 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tugas kesejarahan bagi setiap manusia adalah membangun peradaban, dan membangun peradaban sesungguhnya membangun kualitas sumberdaya manusia yang memiliki akhlak dan kepribadian atau Attitude (A), mendorong keunggulan kompetitif dan komparatif dengan meningkatkan kemahiran, keahlian dan keterampilan atau Skill (S) dan menyiapkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan yang mencerahkan sehingga memiliki kapasitas, kapabilitas dan kualitas pengetahuan atau knowledge (K) yang mumpuni.

Hanya pendidikan yang mencerahkan yang mampu membangun kualitas pengetahuan sumber daya yang mempuni dan berdaya saing yaitu pendidikan yang mengkonsentrasikan pada basa (mencari kebenaran dari koherensi kenyataan-kenyataan), masa (kemampuan untuk menangkap arah atau gerak dari peristiwa), rasa bahasa (keserasian rasa seni atau keindahan seni) dan yasa (kemampuan untuk menerima yang sakral dan yang suci).

Di beberapa negara yang telah maju, modern, sejahtera dan indeks kenyamanan dan kebahagiaan hidup warganya sudah sangat tinggi dan berkualitas pemerintah yang memiliki hak otoritatif dari negara dan kedaulatan rakyat mengatur warganya, tidak pernah cemas bila anak-anak generasi pada usia sekolah kurang pintar dan cerdas berhitung, kurang cekatan dan trampil mengerjakan tugas dan kerja-kerja teknis.

Negara dan pemerintah akan dipusingkan dan melakukan intervensi yang signifikan bila anak-anak generasi di usia sekolah tidak jujur, tidak mampu antri, tidak santun, tidak tertib dan sederet daftar buruk lainnya tentang keperibadian, akhlak atau mental anak-anak generasi masa depan bangsanya.

Revolusi mental yang pernah dicanangkan Pak Jokowi sesungguhnya merupakan track on the right track dalam membangun sumber daya manusia dan peradaban bangsa.

Apalagi Indonesia pada 2020-2030 akan menikmati puncak bonus demografi, keadaan dimana jumlah penduduk produktif (15-64 tahun) lebih besar dibandingkan jumlah penduduk muda (dibawah 15 tahun) dan lanjut usia (65 tahun ke atas).

Bonus demografi ini akan didominasi oleh generasi milenial dan usia matang dan produktif yang sudah semestinya telah dibekali dengan Attitude (A), Skill (S) dan Knowledge (K).

Tetapi Attitude (A) tentu yang lebih utama. Semahir dan setrampil apapun, sepintar dan secerdas apapun bila tidak berkeribadian, tidak bermental dan tidak berakhlak bonus demografi yang dikelola dan dinikmati tidak akan berkontribusi bagi kemanusiaan dan peradaban.

Sebagai warga bangsa dan calon pemilih di Pemilu 2019 kita perlu bertanya pada para calon legislatif di seluruh Indonesia apakah memiliki komitmen untuk membangun sumber daya manusia Indonesia. Patut juga ini kita pertanyakan kepada kandidat presiden (Ask to Presidential Candidates) bagaimana komitmen dan kesungguhan mereka.

Oleh karenanya, bila ada jalan kembali pulang bagi Pak Jokowi meretas jalan untuk berfokus pada investasi sumber daya manusia saat kembali memimpin Indonesia adalah pilihan paling masuk akal berdasarkan bonus demografi tersebut dan menjadi legacy terpenting pak Jokowi dalam membangun peradaban bangsa Indonesia.

Bila pak Prabowo yang memimpin Indonesia, sikap berdiri hormat yang tegak lurus anda pada merah putih benar-benar nyata ketika anda berkomitmen membangun Indonesia dengan bangunlah jiwanya, bangunlah raganya untuk Indonesia raya.

Oleh: WAHYU TRIONO KS
Unas, Founder SSDI dan LEADER Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun