Mohon tunggu...
Wahyu Handayani
Wahyu Handayani Mohon Tunggu... -

orang yang selalu ingin membaca dan juga ingin menulis dengan hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bintang Liar

4 September 2010   05:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:27 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bintang liar itu tak punya perasaan.
Saat lima langkah kami terlalu singkat dia terangi.
Dan, kekeh tawa itu berubah jadi sinar padu padan saja.
Maka lima jemari emasnya telah menggelembung dalam bias jejak sinar cahayanya.

Aku yg berduka,
Menggamit luka pada saudara tua yg mati diterkam gelap bayang bintang liar.
Gemeletakpun diamdiam terkandung di rahim semu yg kalian titipkan.
Ada 'cinta terlarang' yg diterbangkan sayap kedamaian embunembun.

Dan, aku tercipta pelangi di ketiak bintang liar itu.
Kususul engkau,,,
Pahlawan liar yg mati di rumputrumput liar.

Wahyu Handayani
d'BP-Malang, 7 Agustus 2010; 23:30WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun