Mohon tunggu...
Wahyu Purnomo
Wahyu Purnomo Mohon Tunggu... Buruh - Mahasiswa tingkat akhir prodi Sastra Indonesia. nyambi skripsi: kerja!

Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola

Liga Indonesia yang Tak Maju-maju

4 Maret 2019   15:32 Diperbarui: 4 Maret 2019   16:02 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah finansial sepertinya akan sulit lepas dari beberapa tim yang akan berlaga di Liga Indonesia, kabar terakhir tentu publik sepak bola telah mendengar bahwa Perseru Serui hampir saja mundur dari Liga 1 2019, kabar ini tentu bukan hal asing bagi kondisi sepak bola kita mengingat kualitas pengelolaan liga yang masih jauh dari kata baik.

Sebelum kasus Perseru ini mencuat di musim-musim sebelumnya tentu dapat kita lihat bagaimana Sriwijaya FC yang kolaps kondisi finansialnya setelah presiden klub dinyatakan kalah dalam Pilkada serentak tahun 2018 dan menarik segala fasilitas yang ia berikan pada tim termasuk kondisi pembayaran gaji pemain yang mandek. Mundur lagi di musim kompetisi 2016 ketika Persegres Gresik pun terdegradasi dari liga 1 karena masalah finansial yang mandek dan permasalahan gaji yang telat menjadikan tim ini terseok-seok dalam menghadapi kompetisi.

Persoalan seperti ini sebetulnya bukanlah barang baru yang melanda tim sejak era kompetisi Liga Super yang mengharuskan tiap tim yang berkompetisi untuk lepas dari pembiayaan pemerintah daerah tempat tim bernaung, namun dalam penyelenggaraannya hingga musim kompetisi 2019 akan bergulir masih saja cerita lama tentang kesulitan finansial menyeruak.

Sebenarnya masalah ini sering terjadi akibat sistem pengelolaan liga yang kurang baik sehingga daya jual kompetisi pada pihak investor terhambat, jika beberapa tim mampu mendatangkan banyak sponsor bagi timnya tentu tim-tim kecil bersusah payah dalam mencari dukungan sponsor demi menghidupi tim selama kompetisi berlangsung, kendala ini lebih sering dirasakan oleh tim-tim kecil atau yang berasal dari daerah yang jauh dari pusat pemerintahan. 

Selain hal tersebut faktor prestasi dan animo pendukung pun menjadi pertimbangan utama sponsor untuk mengucurkan dananya. Kemungkinan lain yang bisa disorot adalah bagaimana pengelolaan liga hingga mampu menyejahterakan tim-tim yang berkompetisi di dalamnya.

Selama ini seperti yang sedang ramai menjadi pemberitaan pengelolaan liga di Indonesia dapat dikatakan tidak ada perubahan yang berarti, masalah-masalah yang dihadapi ditiap musimnya dinilai masih berkutat pada hal-hal yang sama yakni pengaturan jadwal yang amburadul, tidak jelasnya kompetisi, dan banyaknya "permainan" yang terjadi di balik pagelaran kompetisinya. Tentu hal ini membuat tata kelola liga di sini tidak berjalan menuju perubahan yang baik dan terkesan hanya berjalan di tempat. Sehingga permasalahan-permasalahan yang ada bukan makin terjadi perbaikan melainkan malah makin bermasalah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun