Dalam bulan ini lembaga di negara kita yang bertugas mewakili rakyat(entah rakayat yang mana?????) seang berusaha mencari manusia setengah dewa diantara manusia yang tergabung di korps Tri Brata. Tetapi kita banyak baca di media sudah banyak yang menebak siapa yang akan menjadi Kapolri in.
Dalam hal masalah tebak-tebakan ini mungkin dalam masyarakat kita dapat digolongkan dalam beberapa golongan, antara lain
1.Golongan kelas bawah tetapi punya wawasan yang baikdan yang tidak memliki wawasan yang baik, mereka biasanya hanya akan melihat siapa yang dipilih oleh presiden tetapi setelah dipilih akan dilihat hasil kerja dari orang tersebut,dan apabila tidak baik maka biasanya dari golongan ini akan mempunyai cara tersendiri untuk mengungkapkannya dan biasanya mereka berkumpul di pasar,warung kopi,dan rumah teman yang biasa diajak obrol2 ringan.
2. Golongan para politikus dan kritikus dalam hal ini mereka biasanya kan sangat tajam dalam memberikan analisa mereka menurut versi mereka masing-masing dan bisanya nereka berkumpul di cafe-cafe,hotel,dan restorant.
3.Golongan berduit ini merupakan golonga yang sangat kompleks sekali komunitasnya, yang jelas yang bergabung di golongan ini adalah yang mempunyai kepentingan tentang hasil uang alis duit mereka dan mereka biasa berkumpul di tempat yang tidak mencolok malah sering agak sedikit rahasia tergantung siapa dan apa yang dibicarakan serta siapa yang ikut berbicara.
Tetapi semua yang harus diwaspadai adalah motif atau tujuan mereka main tebak-tebakan ini yang paling rendah adalah golongan pertama mereka paling buruk hanya kalah taruhan semangkok bakso atau sebungkus rokok dan tidak bisa mempengaruhi openi lewat mwedia karena bisanya mereka adalah salah satu korban media. Yang paling dahsyat adalah apabila golongan kedua dan ke tiga berkolaborasi menjadi sebuah bola yang mengglinding untuk membuat sebuah openi yang mereka harapkan karena ada kepentinga antara kedua golongan ini, kalau ini terjadi maka medialah yang telah menjadi korban baik disadari maupun tidak disadari oleh media.
Padahal dalam undang-undang telah mengatur bahwa Presiden mempunyai hak untuk memilih pejabat atau pembantunya dalam menjalankan negara ini termasuk Kepolisian Republik Indonesia, Maka daripada itu biarkanlah pepmimpin kita Presiden bisa memilih siapa yang akan dipercaya oleh dia, kita sebagai WASIT ini akan menilai kinerja orang yang telah diyakini Presiden ini sebagai Manusia setengah Dewa.
Siapapun Kepalanya setiap anggota Polri harus tetap memegang teguh dasar dari dia menjadi Polisi yaitu pelayanan dan melindungi.....karena harus sadar mereka mempunyai resiko yang tidak enak yaitu jalan hidup mereka bertitian di dua jalan yang sangat licin apabila tidak hati-hati bersiaplah menjadai mantan polisi yang berubah menjadi napi dan hidup dibalik jeruji atau menjadai pahlawan bhayangkara negara dengan gelar ANUMERTA serta meninggalkan istri dan anak tercinta....Tetapi itulah pilihanhidup menjadai BHAYANGKARA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H