Mohon tunggu...
wahy
wahy Mohon Tunggu... -

twitter @wahysaleh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kapok Politisi Populis, 2019 Pengen Politisi Swag Paham Literasi Jadi Capres

9 Januari 2018   00:16 Diperbarui: 20 Januari 2018   16:32 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemimpin Indonesia ke depan harus memiliki jiwa serta akal sehat dan pemahaman mendalam tentang persoalan bangsa. Tidak boleh seseorang tiba-tiba maju menjadi calon di Pilpres cuma mengandalkan popularitas, orangnya benar-benar dari bawah seperti kaderisasi atau aktivis yang benar-benar SWAG literasi dan punya akar kepemimpinan yang kuat dari akarnya dulu semisal di kampus atau organisasi , bukan ujug-ujug karena populer, gue banget, atau lagi tren, tidak boleh begitu, sebab korbannya seperempat miliar manusia ini yang tidak memilih akhirnya terpaksa punya pemimpin seperti itu seperti yang terjadi sekarang ini.

Intens-kan perdebatan antara tokoh-tokoh yang hendak maju dalam pemilihan presiden 2019. perdebatan yang substansif tentang arah bangsa Indonesia. Indonesia mengalami krisis kepemimpinan guys, ini terjadi hampir di semua level sehingga proses reformasi yang mengubah hampir semua tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara sampai sekarang masih belum mendekati cita-cita pendiri bangsa kita butuh Antitesa dari pemimpin Populis saat ini kita butuh pemimpin dengan tingkat kecerdasan yang tinggi atau kecerdasan di titik tertentu yang idealnya harus dimiliki pemimpin bangsa ini. 

Kecerdasana merupakan point utama yang menentukan seberapa baik langkah yang diambil oleh seorang pemimpin jika dihadapkan oleh suatu masalah, baik bersifat lokal, nasional, dan internasional. Pemimpin nasional mestinya cerdas membawa diri disuport dengan fitur keunggulan berfikir dan peka terhadap hal-hal sekitar. Dalam menjalankan tugasnya, seorang pemimpin yang cerdas akan mampu berfikir luwes dan memiliki ide-ide segar untuk keberlangsungan kepentingan nasional. 

Singkatnya seorang pemimpin harus punya tiga kecerdasan yakni kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual dan kompetensi pemimpin seperti itu terlihat jelas di FAHRI HAMZAH yang menurut banyak orang SWAG Literasi, si kutu buku atau Nerd yang unik, Nerd yang sering kita lihat atau temui di kehidupan sehari-hari bahkan TV mungkin tertutup atau pemalu dengan hoodie sungguh beda dengan sosok Fahri Hamzah sang Singa Senayan maka dari itu ia lebih dari sekedar Nerd tapi Swag.

Indonesia butuh penyegaran, Indonesia butuh Pemimpin yang tidak dikelilingi oleh Jenderal-Jenderal dari masa lalu, sejenak spasi untuk berpisah dari masa lalu seperti Prancis mendaulat Macron, yang Indonesia butuh penyintas zaman bukan sekedar politisi tapi Politisi Swag yang tidak terpesona oleh system tapi mendobrak system memperbaiki system seperti Fahri yang berjuang 140 karakter melawan KPK, beliau yang selalu komitmen dengan Pendiriannya ingin memperbaiki KPK tak selangkah pun ia mundur.

Berilah kesempatan, ruang debat untuk memperbaiki Indonesia. Sisakan ruang debat itu dalam hati kita guys apa kita masih butuh orang yang popular yang penuh busa-busa basa-basi pencitraan, padahal menyombongkan kesederhanaan itu tidak ada bedanya dengan sombong/Smug, kita butuh pemimpin yang tegas mengaum layaknya singa senayan yang idealis dan moderat fanboy AlBanna sekaligus Jefferson, Ia jalan tengah untuk Bangsa, Welcome New president 2019, Wassalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun