Mohon tunggu...
Wahita Damayanti
Wahita Damayanti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

suka pengetahuan baru :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan sampai Puasa cuma Dapat Lapar dan Haus Karena Dua hal ini:

24 Juli 2013   22:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:05 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bulan ramadhan tak terasa sudah berjalan dua minggu lamanya. Bagaimanakha puasa kita?100 persenkah kemurniannya?

Sedikit beralih ke topik lain, sebagian besar dari anda pasti sudah tak asing dengan Felix Siauw, ustad yang hobi bersiul di twitter. Dua buku terakhirnya  membahas tentang hal-hal fundamental dalam islam namun agak jarang dibahas oleh ustad-ustad di televisi yaitu tentang pacaran dalam “udah putusin aja” dan tentang ajakan berhijab sesuai aturan agama alias hijab syari dalam “yuk berhijab”

Bagi kita umat islam, kedua judul buku tadi sebenar-benarnya menjadi salah satu kunci kemurnian dan ketotalan ibadah puasa kita. Nabi bersabda (jangan lupa sholawatnya) bahwa banyak dari kita yang berpuasa melainkan hanya mendapatkan rasa lapar dan haus. Adakah itu kita termasuk?Kenapa?

Bagi perempuan muslim, hijab adalah identitas. Hijab merupakan perintah Allah yang wajib dan harus dipatuhi. Seperti halnya sholat 5 waktu, tak ada alasan untuk kita para muslimat tidak mengenakan hijab. Jika melanggar pastilah berdosa. Lalu bagaimana para perempuan muslim di lua sana yang mengaku berpuasa tapi tak mau mengulurkan hijabnya?Saat ia keluar, berapa banyak mata para lelaki yang menandangnya?Padahal sehelai rambut perempuan adalah aurat? Mereka yang tidak berhijab, tidakkah puasa mereka hanya menahan lapar dan haus?

Setiap nafas yang kita hembuskan saat berpuasa adalah tasbih, tapi bagaimana jika tidak berhijab?maka sudah pasti timbangan perbuatan baik dan buruk kita bersaing, bisa jadi timbangan amal buruklah yang lebih cepat berat. Semua gara-gara melepas hijab. Mengutip felix siauw, tutupilah tubuhmu sebelum ditutupkan. Jadi sebelum kita mati,dan tubuh kita yang nutupin orang alias dikafanin, maka bagi para ukhti yng cantik cepat-cepatlah berhijab.

Puasa sia-sia yang kedua ialah pacaran. Huek, sungguh jijik saya dengan kata yang satu itu. “nanti pasti ada beberapa kelompok dari umatku yang menganggap bahwa zina, sutra, arak dan musik hukumnya halal(padahal itu semua hukumnya haram)-HR.Bukhari dan Abu Daud. Era sekarang inilah yang dimaksud baginda. Muda-mudi, tak lengkap hidupnya kalau belum punya pacar. Jomblo itu hina, penderitaan, tanda gak laku. Oh please, hentikan. Justru kalian yang sedang menjalin cinta bernama pacaran itu yang hina. Zinanya mata adalah memandang, zinanya telinga adalah mendengar, zinanya mulut adalah berucap(kalo sekarang gak Cuma berucap,tapi udah maen cium aja), zinanya kaki adalah melangkah dan kemaluanlah yang membenarkannya(zina sesungguhnya). Dan hal-hal itulah yang dilakukan orang pacaran. Zina itu menijikkan, pacaran juga tak kalah menjijikkan.

Saat puasa, baru selesai sahur sudah bbm/sms/telepon pacarnya “met puasa ya sayang,semoga puasanya lancar” . Siang hari, saat rasa lapar dan haus memuncak, janjian dengan pacar nonton, gandengan tangan, yang cewek pake rok mini, yang cowok tangannya tak bisa lepas dari pinggang atau tangan ceweknya. Pahala yang sudah kita kumpulkan dengan susah payah, hancur sudah. Lha wong baru mulai puasa saja yang diingat bukan Allah,bukan tadarus,bukan bertasbih, tapi pacarnya. Ibarat baterai baru discharge  10 persen langsung susut tinggal 1 persen. Benar-benar sebuah kerugian yang besar kan?

Kenakan hijab, tinggalkan pacaran alias zina, insyaaAllah puasa kita lebih berkah. Judul buku felix siauw jadi penutup artikel ini #yukberhijab#udahputusinaja

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun