Mohon tunggu...
Wahid Joko
Wahid Joko Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

kepepet ki

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pohon Bintaro, Si Pengusir Tikus

16 September 2018   17:48 Diperbarui: 17 September 2018   11:19 1499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pohon bintaro merupakan pohon yang memiliki tinggi yang panjang berkisaran antara 15-20 meter, memiliki daun tunggal dengan panjang berkisar 15-20 cm dengan lebar 3-5 cm. Pohon yang memiliki nama latin Cerbera manghas ini bisa tumbuh di kawasan tropis indo pasifik termasuk  Indonesia salah satunya dan sering dijumpai di pinggir jalan ibukota. 

Buah pada pohon bintaro ini mengandung racun yang bernama ceberin, racun ini sangat berbahaya karena dapat menghambat saluran ion kalsium di dalam otot jantung sehingga dapat  mempengaruhi denyut jantung tidak hanya pada tikus tetapi berpengaruh pada manusia. Karena sangat berbahaya kita harus menjauhkan dari anak- anak apalagi kalau sampai dimakan bisa menyebabkan kematian.

Namun adanya racun dalam buah ini bukan berarti buah ini tidak dapat dimanfaatkan oleh mayarakat. Bau yang dikeluarkan oleh buah ini sangat tidak disukai oleh tikus, maka dari itu  masyarakat dapat memanfaatkan untuk mengusir tikus di dalam rumah, caranya sangat mudah pertama-tama kita cari buah intaro yang masih segar yang baru saja dipetik kemudian kita letakan di tempat-tempat yang sering didatangi tikus.  Maka  dengan sendirinya tikus akan pergi tanpa harus memakannya. 

Racun yang terkandung dalam buah bintaro ini sangat berbahaya untuk manusia maka dari itu kita harus mengetahui tindakan untuk menghindari terkena racun ini. 

Cara yang paling mudah adalah dengan menyapu buah-buah bintaro yang berjatuhan dan berserakan di tanah, setelah membersihkannya jangan lupa kita untuk mencuci tangan dengan sabun. Selalu ingatkan kepada anak-anak untuk tidak bermain menggunakan buah bintaro. 

Kita juga tidak diperbolehkan untuk membakar batang, ranting, akar, daun dan buah bintaro karena bisa saja asap hasil pembakaran mengandung racun, maka cara paling aman adalah dengan membungkus plastik lalu kita menguburnya di tanah tapi jika tidak memungkinkan kita dapat membakarnya tetapi di tempat yang jauh dari pemukiman warga dan jangan lupa memakai masker.

Buah bintaro juga bisa dijadikan sebagai bahan bakar alternatif. Sebelum itu biji bintaro harus melalui beberapa tahap pemprosesan terlebih dahulu. 

Pertama kumpulkan buah bintaro yang sudah kering terlebih dahulu, lalu kupas buah bintaro dan ambil bijinya, keringkan biji bintaro di bawah sinar matahari, tumbuk biji bintaro hingga halus, kemudian peras sampai minyaknya keluar, saring minyak tersebut agar kotoran yang masih tercampur dapat terpisah, diamkan minyak 1-2 malam agar kotorannya mengendap dan minyak biji bintaro ini dapat digunakan sebagai bahan bakar. 

Sebanyak 1,8 kg biji bintaro yang sudah kering bisa menghasilkan 1 kg minyak. Minyak yang dihasilkan ini masih bersifat minyak kasar yang berwarna hitam. Minyak ini dapat digunakan sebagai pengganti minyak tanah. Dari hasil uji toksisitas minyak bintaro yang digunakan sebagai bahan bakar, dengan bau, asap, dan residu yang tergolong aman.

Selain sebagai bahan alternative pengganti minyak tanah  buah bintaro mempunyai manfaat sebagai penyerap karbondioksida (CO2).  Buah bintaro juga masih bisa diolah menjadi deodorant,  bahan pembuatan  lilin, bio insektisida yang terbuat dari buah bintar ini lebih aman dari pada menggunakan insektisida dari bahan kimia, obat luka, menjaga pertanian bawang merah karena buah bintaro dapat mengusir ulat bawang yang selalu meresah para petani bawang merah, membasmi ulat grayak, sebagai racun anak panah untuk perburuan, sebagai bahan papan partikel, penghijauan lingkungan, dan sebagai bahan tekstil. 

Itu adalah sedikit penjelasan saya tentang pohon bintaro, sekian terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun