Tidak ada yangbisa membaca mataku lebih dari kamu.
Saat aku menulis deretan huruf-huruf yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi kata-kata , semakin ku dewasa kata-kata itu menjadi serangkaian kalimat , serangkian paragrap, yang mungkin hanya aku yang tahu maknanya. Saat aku bercermin, aku melihat diriku yang lain, diriku yang lain itu dinamai oleh manusia sebagai “bayanganku”. Kau tahukan apa definisi dari “bayangan”?.
Saat aku menatap mataku yang lain, yang ada didalam cermin.Mataku dan mata bayanganku bertatapan:Aku bisa membaca kalimat-kaliamat itu melalui tatapan bayanganku.Aku bisa memaknainya.Tapi apakah berlaku sebaliknya, apakah mata bayanganku mampu memaknai kalimat-kalimat itu melaluimataku?.Makhluk jenis apa sebenarnya yang ada didalam cermin itu pun aku sebenarnya tidak tahu.Mungkin saja cermin hanya bisa merefleksikan tubuh ku secara fisik belaka, bukan makna.Tapi mengapa aku bisa menemukan makna kalimat-kalimat yang kutulis dimataku ini saat aku menatap mata bayanganku. Apa mungkin bayangku itu adalah aku seutuhnya ataukah justru aku adalah bayanganku seutuhnya..Dunia ini tidak lebih dari sebuah cermin.Mungkin saja bukan bayanganku dalam cermin itu yang semu, tapi akulah yang semu.Atau mungkin kaulah yang semu ?
Maaf , aku terlalu jauh berimajinasi sehingga aku jauh ke alam cermin sana. Aku akan kembali berbicara denganmu.
Tidak ada yangbisa membaca mataku lebih dari kamu.
Aku gak pernah tahu apa yang ada dihatimu.Kamu gak banyak bercerita tentang isi hatimu, secara lisan. Mata membaca mata, itulah cara aku dan kamu berkomunikasi.Aku suka istilah itu.Seperti dirimu juga jarang sekali bercerita tentang isi hatiku kepada manusia lain.Aku lebih suka menulis, kemudian ku letakkan tulisan itu dimataku.Apa kamu menganggapku aneh?.Aku memang aneh.Tapi, kamu juga melakukan apa yang kulakukan kan?Kita sama-sama aneh.Mungkin sebenarnya bukan kita yang aneh, hanya saja, manusia-manusia yang menyebut dirinya mayoritas lah yang tidak pernah memahami pola pikir kita yang eksentrik.Mereka tidak percaya dengan mimpi-mimpi kita, maka tidak heran kalau mereka juga tidak bisa melakukan hobi kita yang menarik: Mata membaca Mata.Sebuah hobi yang tidak pernah bosan untuk dilakukan.Apalagi kalau hobi itu kulakukan bersamamu.
Tidak ada yangbisa membaca mataku lebih dari kamu.
Mata membaca mata.Aku suka istilah itu.Tiga kata yang bagiku lebih menarik daripada kata-kata apapun itu. Tiga kata yang bisa menghubungkan apa yang ada di hatiku akan sampai dihatimu.Aku Tahu. Saat mataku menatap matamu, kau menginginkanku berbicara lebih, menggerakkan bibirku.Aku tahu kamu ingin mendengarkan sedikit gombalanku tentang cinta.Aku tahu kamu ingin mendengarkan aku membacakan puisi yang aku buat untukmu. Tapi, bukan sekarang waktunya.Kamu tahu kan?Untuk detik ini hanya ada tiga patah kata yang aku tulis dimataku.Tiga kata yang mungkin tidak pernah terdengar oleh telingamu, tidak pernah tercium oleh hidungmu, tidak pernah kamu rasai dengan lidahmu, dan tidak pernah kamu raba dengan kulitmu. Mungkin hanya kamu yang bisa membacanya.Hobiku, hobimu:Mata membaca Mata.
Bacalah mataku.Tiga kata yang ku tulis untukmu, dimataku. AKU CINTA KAMU.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H