Mohon tunggu...
wahidil qohar
wahidil qohar Mohon Tunggu... -

Hingga saat ini aku masih menyangsikan keberadaan ku didunia yang tidak pernah aku bayangkan atau aku impikan sebelumnya. Dimana satu dunia yang terlihat sangat manis dan baik, tetapi penuh dengan kepura – puraan dan kemunafikan yaitu menjadi seorang guru. Dimataku menjadi seorang guru memiliki dua tanggung jawab yang sangat besar, yaitu tanggung jawab moril dan spirituil yang mungkin akan dipertanggung jawabkan kelak. Itupun jika dunia yang selalu diceritakan dalam kitab suci memang benar – benar ada.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Republik Ayam

17 Agustus 2016   22:09 Diperbarui: 17 Agustus 2016   23:30 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ayam ayam mungkin lebih mengerti arti kemerdekaan yang sesungguhnya. Bahkan mereka tak pernah mengenal kata "tanah air" dimana tanah dan air harus beli. Padi, jagung mereka makan dengan riangnya. Kandang tempat bernaung tak kenal kata pajak yang memberatkan.

Ayam ayam direpublik ayam dapat berkokok dengan lantang tanpa warna bendera yang berkibar. Ayam ayam direpublik ayam hanya memiliki 2 sila dasar yang mereka anut.
1. Bintang, yang melambangkan ketuhanan yang maha esa.
2. Padi dan jagung, yang melambangkan kesejahteraan.

Ayam ayam tak membutuhkan sains dan teknologi atas dasar kesejahteraan umat ayam. Dan yang paling penting adalah ayam tak butuh senjata untuk menguasai ayam lainnya sebagaimana ras manusia di republik banyak rupa yang sulit menemukan pemimpin jujur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun