Banyak orang yang dapat memanfaatkan karunia yang diberikan tersebut sehingga menjadi sukses
dalam hidupnya dan juga sebaliknya. Tetapi, guru tidak boleh langsung menjudge bodoh begitu saja
terhadap siswa yang tidak memiliki prestasi dan minat bakat sama sekali. Karena tidak semua orang
dapat mengikuti pembelajaran dengan efektif dan mengasah minat bakatnya hanya disebabkan oleh
kebodohan, tetapi juga bisa disebabkan masalah yang sedang dihadapinya. Hal ini dapat disebut juga
dengan gangguan belajar. Dari gangguan belajar dapat menimbulkan suatu permasalahan yaitu
kesulitan belajar pada siswa.
Sebenarnya, mereka yang dalam kesulitan belajar bukan orang dengan intelegensi rendah saja,
malah banyak dari mereka yang intelegensinya di atas rata-rata. Hanya saja ada faktor-faktor yang
mengakibatkan kesulitan dalam hal belajar. Dengan kata lain, IQ tinggi tidak terlalu menjamin
keberhasilan belajar.
Faktor apa saja yang mengakibatkan kesulitan belajar?
1. Faktor Internal
Faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri yang meliputi aspek fisiologi dan psikologi.
Labilnya emosi yang dimiliki oleh siswa, seperti rasa sedih, marah, dan lain sebagainya
mengakibatkan sulit untuk berkonsentrasi. Kemudian, tidak adanya bakat yang sesuai dengan
pelajaran. Kurangnya bahkan tidak adanya motivasi dalam diri. Dan masih banyak fatkor-faktor dari
dalam lainnya yang mengakibatkan terjadinya kesulitan dalam belajar.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Keluarga
Kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua dalam mendidik anak, hubungan orang tua dan
anak yang kurang harmonis, keadaan ekonomi yang kurang mendukung atau malah berlebih
sehingga malah terlena dengan keyaannya. Faktor-faktor tesebutlah yang mengakibatkan
munculnya kesulitan belajar dalam keluarga.
b. Faktor Sekolah
Tidak jarang guru menjadi salah satu penyebab kesulitan belajar siswa di sekolah, mulai dari
metode yang digunakan tidak tepat hingga kurangnya pemahaman materi yang diajarkan.
Selain itu, hubungan guru dengan siswa yang kurang harmonis juga menyebabkan kesulitan
belajar. Kemudian fasilitas sekolah yang kurang menunjang sehingga mengkibatkan kesulitan
dalam mencapai pembelajaran yang efektf.
c. Faktor Lingkungan
Teman menjadi pengaruh yang sangat besar dan cepat bagi anak, ditambah lagi tidak adanya
pengawasan dari orang tua dan teman yang memiliki kebiasaan buruk. Lingkungan tetangga
yang kurang baik seperti suka main judi, mabuk, tidak suka belajar, dan pengagguran secara
tidak langsung akan memengaruhi prilaku si anak. Sebaliknya, jika lingkungan yang dapat
memotivasinya akan memacu anak lebih giat belajar dalam menggapai cita-citanya.(Ahmadi,
1991)
Bagaimana mengatasi kesulitan belajar?
Ada beberapa hal yang dapat dilkukan untuk mengatasi kesulitan belajar pada siswa yaitu,
identifikasi, diagnosis, prognosis, dan treatment (Munirah, 2018). Untuk lebih jelasnya sebagai
berikut:
1. Identifikasi
Identifikasi bertujuan untuk menemukan siswa yang sedang mengalami kesulitan belajar.
Untuk mengetahuinya dibutuhkan informasi terkait dengan siswa seperti, Riwayat hasil belajar,
absensi, wawancara, dan tes untuk mengetahui kesulitan belajar apa yang sedang dialami.
2. Diagnosis
Diagnosis merupakan mendiagnosa atau menentukan kesulitan belajar seperti apa yang
dialami siswa dari data yang diperoleh. Cara mendiagnosis yang dapat dilakukan mulai dari
membandingkan nilai individu dengan rata-rata nilai seluruh siswa hingga potensi yang
dimilikinya.
3. Prognosis
Prognosis yaitu penyusunan rencana atau program dengan harapan dapat membantu kesulitan
belajar yang dialami oleh siswa. Hal ini dapat berupa treatment yang akan dilakukan, bahan &
alat bantu yang diperlukan, serta metode yang akan dilakukan.
4. Treatment (terapi)
Maksud dari treatment disini yakni bantuan yang diberikan kepada siswa yang mengalami
kesulitan belajar sesuai dengan program yang telah direncanakan pada tahap prognosis.
Kegiatan tersebut meliputi bimbingan belajar individual dan kelompok, pengajaran remidial,
serta alih tangan kasus.
Darisini kita sudah mengetahui bahwa siswa yang tidak berprestasi dan tidak menonjol di kelas
bukan berarti mereka itu bodoh atau dengan kata lain IQnya rendah. Namun, bisa jadi mereka
mengalami kesulitan dalam belajar. Oleh karena itu, sebagai guru tidak boleh menjudge bodoh
begitu saja terhadap muridnya begitu saja. Karena, terkadang murid juga mengalami kesulitan
belajar dan mungkin juga mereka memiliki bakat dan minat pada bidang yang lainnya.
Lebih lengkapnya baca disini:
Ahmadi. (1991). Psikologi Belajar (Issue February).
Munirah, M. (2018). Peranan Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa. TARBAWI : Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 3(02), 111--127. https://doi.org/10.26618/jtw.v3i02.1597
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H