Mohon tunggu...
Wahid Hasbullah
Wahid Hasbullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STIS Darul Falah Bondowoso

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sekilas Tentang Pernikahan

12 Juni 2024   10:27 Diperbarui: 12 Juni 2024   10:40 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Pernikahan adalah institusi sosial yang telah ada selama berabad-abad, dengan makna dan pelaksanaan yang bervariasi di berbagai budaya dan agama. Berikut adalah beberapa perspektif mengenai pernikahan:

1. Pernikahan sebagai Komitmen Emosional dan Legal: Bagi banyak orang, pernikahan adalah simbol dari komitmen mendalam antara dua individu yang saling mencintai. Ini memberikan rasa aman dan stabilitas, baik secara emosional maupun legal. Dengan adanya pernikahan, pasangan dapat lebih mudah mengakses hak-hak hukum, seperti warisan, pengambilan keputusan medis, dan manfaat sosial lainnya.

2. Pernikahan sebagai Tradisi Budaya dan Agama: Dalam banyak budaya dan agama, pernikahan adalah Ritus penting yang seringkali dilengkapi dengan berbagai upacara dan adat istiadat. Ini bukan hanya menyatukan dua individu, tetapi juga dua keluarga besar. Dalam konteks ini, pernikahan dianggap suci dan memiliki makna spiritual yang mendalam.

3. Pernikahan dan Kesejahteraan Sosial: Penelitian menunjukkan bahwa pernikahan yang sehat dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan individu. Pasangan yang menikah cenderung hidup lebih lama, lebih bahagia, dan memiliki kesehatan mental dan fisik yang

lebih baik dibandingkan mereka yang lajang atau bercerai. Hubungan yang stabil dan penuh kasih dapat menjadi sumber dukungan emosional yang signifikan.

4. Pernikahan dan Dinamika Modern: Di zaman modern, konsep pernikahan telah berkembang. Banyak pasangan yang memilih untuk hidup bersama tanpa menikah secara resmi, atau menikah di kemudian hari setelah membangun karier dan mencapai stabilitas finansial. Pernikahan sesama jenis juga telah diakui secara hukum di banyak negara, menunjukkan bahwa definisi pernikahan semakin inklusif dan beragam.

5. Tantangan dalam Pernikahan: Meskipun pernikahan dapat memberikan banyak manfaat, itu juga menuntut kerja keras, kompromi, dan komunikasi yang baik. Konflik dan perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, dan bagaimana pasangan menangani masalah ini seringkali menentukan keberhasilan pernikahan mereka.

6. Pernikahan dan Kesetaraan Gender: Dalam beberapa budaya, pernikahan masih dipandang sebagai institusi yang menempatkan beban yang tidak seimbang pada salah satu pihak, biasanya perempuan. Oleh karena itu, penting untuk mempromosikan kesetaraan gender dalam pernikahan, di mana kedua belah pihak memiliki hak dan tanggung jawab yang setara.

Secara keseluruhan, pernikahan adalah lembaga yang kompleks dengan berbagai dimensi emosional, sosial, dan hukum. Bagaimana seseorang memandang pernikahan sangat tergantung pada pengalaman pribadi, latar belakang budaya, dan nilai-nilai individual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun