Mohon tunggu...
Abdul Rahman Wahid
Abdul Rahman Wahid Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Kader Rayon PMII Ashram Bangsa Fakultas Syariah & Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Melanjutkan Tren Positif OPAK

25 Agustus 2015   16:38 Diperbarui: 25 Agustus 2015   16:38 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

DUNIA pendidikan hari ini sedang ramai-ramainya melaksanakan Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK). Di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, OPAK digelar pada tanggal 20-23 Agustus 2015. OPAK yang diikuti ribuan mahasiswa baru (Maba) dari berbagai penjuru daerah itu berjalan dengan sangat memuaskan.

Pelaksanaan OPAK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sejauh ini masih mampu merpertahankan tren positifnya. Sebuah tren yang sedari dulu dibangun untuk memupuk para generasi bangsa. Kita bisa saksikan dengan mata telanjang, bagaimana antusiasme maba menjalani setiap rangkaian kegiatan OPAK dengan semangat yang luar biasa.

Berbicara OPAK, sudah hampir bisa dipastikan. Setiap tahun banyak beredar berita yang mencoreng dunia pendidikan. Mulai dari kekerasan fisik hingga kekerasan seksual kerap kali menjadi aksesoris perlakuan senior terhadap maba. Banyak perbuatan yang sebenarnya tidak layak dipertontonkan kepada publik. Beragam penyelesaianpun dilakukan, dari pemberhentian secara paksa melalui SK Rektor hingga jalur hukum.

Kejadian buruk itu membuat anggapan negatif terhadap OPAK bermunculan. Bahkan kampus yang tidak terlibatpun menjadi sasaran empuk dari beberapa oknum, tak terkecuali UIN Sunan Kalijaga sendiri. Sebelum OPAK dilaksanakan, sudah bermunculan provokasi-provokasi bahwa OPAK itu tidak penting diikuti. Tatkala OPAK sudah berjalan provokasi beralih bahwa OPAK di UIN telah terjadi kekerasan. Hingga OPAK selesai masih saja bermunculan opini bahwa maba UIN Sunan Kalijaga telah dibodohi melalui sekian rangkaian kegiatan yang ada di OPAK.

Menurut penulis, tuduhan itu dibuat murni demi kepentingan kelompoknya. Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi, kalau UIN Sunan Kalijaga adalah kampus yang hingga hari ini menjadi kampus yang responsif. UIN Sunan Kalijaga juga menjadi kampus yang tetap pada identitasnya, kampus putih, kampus rakyat, kampus perlawanan. Penulis rasa sebutan itu tidak berlebihan jika mengacu kepada sumbangsih UIN Sunan Kalijaga dalam hal mencetak generasi bangsa.

Di UIN Sunan Kalijaga maba tidak hanya dikenalkan dengan kondisi kampusnya, sosialisi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan beberapa perangkat lainnya seperti halnya OPAK pada kampus-kampus di Indonesia. UIN Sunan Kalijaga mampu men-design OPAK menjadi ruang awal mahasiswa untuk menentukan langkahnya sebagai generasi masa depan. Ada beberapa hal kenapa penulis mengatakan bahwa OPAK UIN Sunan Kalijaga masih sangat penting dilaksanakan. Jikapun ada yang menolaknya, penulis rasa itu hanyalah sikap arogan yang sama sekali tidak beralasan.

Pertama, maba diajarkan bagaimana ber-Indonesia yang baik. Melalui materi keindonesiaan, maba dikenalkan akan realitas keberagaman yang ada. Dari sini bisa kita lihat, bahwa UIN Sunan Kalijaga masih menjadi kampus yang konsisten menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Negara yang sudah final dengan Pancasila. Negara yang harus mampu duduk bersama di atas keragaman yang ada.

Kedua, sebagai kampus Islam, maba dikenalkan dengan Islam ala Indonesia. Islam yang mampu bersahabat dengan lokalitas. Tak heran, jika UIN Sunan Kalijaga masih menjadi salah satu kampus yang sulit disusupi oleh kelompok-kelompok radikalisme. Kelompok yang cenderung memahami Islam secara tekstual dan cenderung menolak keberagaman. Padahal bangsa Indonesia sudah jelas lahir dari akar serabut yang beragam. Hal ini tidak bisa dinafikan. Oleh karenanya, UIN Sunan Kalijaga masih konsisten memberikan asupan Islam yang ramah terhadap mahasiswa baru.

Ketiga, mengasah potensi dan kreatifitas maba. Di OPAK UIN Sunan Kalijaga beragam kegiatan lomba digelar. Lomba yang mampu menghidupkan ruang kreatifitas mahasiswa baru, khususnya. Hal ini bisa dibuktikan dengan sekian mahasiswanya yang mampu terlibat disegala bidang. Mulai dari persoalan intelektual hingga urusan spiritual. Dari yang bersifat akademis hingga organisatoris. Semuanya terdapat dalam OPAK. Hal luar biasa yang sudah sepatutnya dipertahankan.

Terakhir, keakraban. Sebuah tradisi yang bertujuan untuk saling mengenal satu sama lain. Bagaimanapun juga, maba perlu ruang tersendiri untuk menyatukan emosionalnya. Nah, disinilah keakraban menjadi ruang yang tepat untuk membunuh sikap-sikap individualis maba. Akhirnya, melalui keakraban maba mampu berinteraksi dengan baik. Harus disadari maba berasal dari daerah yang berbeda. Mereka harus dikenalkan bagaimana pentingnya mengenal bahwa perbedaan itu suatu yang niscaya. Mereka tak perlu mempersoalkannya, duduk bersama, bercanda ria, karena mereka semua adalah saudara. Mereka semua disatukan oleh Pancasila, falsafah yang sudah final bagi Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun