Oleh : WAHDINI
Harga Kopi Arabika di Aceh Tengah tahun 2023
Produksi kopi gayo di Aceh Tengah dan Bener Meriah,di awal tahun ini meningkat sangat drastis dari tahun 2022. Di awal tahun 2023 ini harga kopi gayo jenis Arabika mencapai 58.000 perbambu,hal ini sangat meningkat jauh dibandingkan pada tahun 2019-2021 yang hanya terjual seharga 17.000 perbambu, dan pada 2022 harganya meningkat menjadi 38.000 perbambu namun pada tahun ini harga dari kopi sendiri meningkat hingga mencapai harga tertinggi 59.000 perbambu.
Harga kopi Arabika lebih tinggi Rp 5.000 dibandingkan harga kopi Robusta, untuk tahun ini dapat dikatakan sebagai harga tertinggi penjualan kopi gayo dalam sejarah, di antara melambungnya harga kopi di pasaran antara lain di sebabkan karena 30% Negara penghasil kopi mengalami perubahan musim yang cukup ekstrem hingga merusak lahan pertanian Negara--negara penghasil kopi, dan akan membutuhkan waktu sangat lama untuk pulih.
Pada tahun ini dengan harga kopi yang melambung tinggi menjadi sebuah berkah yang sangat besar untuk petani kopi, akan tetapi produksi panen pada tahun ini dapat dikatakan mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu salah satu sumber mengatakan, Rohanida (55), pada Senin (29\05\2023), mengatakan "pada tahun ini kebun kopi  saya yang seluas 1 1\2 hektar hanya menghasilkan 700 kg kopi yang pada tahun lalu mencapai 1 ton gabah, jumlah hasil panen kopi saya pada tahun ini dapat dikatakan turun sekitar 20% namun dengan harga kopi yang tinggi seperti sekarang tentu saya sudah sangat bahagia dan merasa terbantu".
Di Aceh Tengah peningkata harga kopi disebabkan karena kelangkaan barang dipasar yang menyebabkan tidak terpenuhinnya kebutuhan pasar akan bahan baku kopi hal ini juga dibenarkan oleh para Toke Kopi didaerah. Meskipun hasil panen berkurang petani kopi pada tahun ini dapat dikatakan merasa sangat bersyukur karena harga kopi ditahun ini sangat tinggi, petani kopi khususnya daerah Aceh Tengah berharap harga kopi akan terus melonjak naik pada tahun-tahun berikutnya, Untuk perkembangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Melanjukan penuturan dari salah satu narasumber, salah satu penyebab turunya hasil panen petani pada tahun ini diakibatkan karena curah hujan yang cukup tinggi pada bulan juli-september tahun 2022 hal ini menyebakan banyak bunga kopi menjadi rontok dan gagal menjadi calon buah.
Oleh sebab itu Seusai panen pada tahun 2023 ini banyak petani kopi sedang gencar-gencarnya melakukan perawatan tanaman kopi untuk menghasilkan buah yang lebih berkualitas dan meningkatkan hasil panen agar mendapatkan hasil yang lebih optimal, ditahun yang akan datang. Pasar Global diprediksi mengalami kekurangan pemasok kopi dan ditingkat lokal pula dalam internal pasar kopi Negara Indonesia secara otomatis juga mengalami penurunan ketersediaan bahan mentah ekspor kopi ke Negara lain, hal inilah yang membuat harga kopi diramal akan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya.Â
Kesempatan emas seperti ini tentu tidak boleh untuk dilewatkan oleh sebab itu banyak sekali petani yang tergabung kedalam kelompok tani dengan dibantu oleh koperasi-koperasi yang ada di daerah Takengon sedang gencar melakukan penyuluhan dan pemberdayaan kepada petani untuk dapat meningkatkan hasil panen mereka ditahun berikutnya dan mendapatkan harga jual yang tinggi pula. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI