Mohon tunggu...
Wahdana Salsabila
Wahdana Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Story Teller/Mental Health Activist/Social Activist

Membaca/humble dan friendly

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hukum Utilitas Marjinal yang Berkurang atau "The Law of Diminishing Marginal Utility"

17 Juli 2024   04:32 Diperbarui: 17 Juli 2024   04:38 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hukum Utilitas Marjinal yang Berkurang, atau "the Law of Diminishing Marginal Utility" dalam bahasa Inggris, adalah konsep dalam ekonomi yang menyatakan bahwa ketika seseorang mengonsumsi lebih banyak unit dari suatu barang atau layanan dalam suatu periode waktu tertentu, manfaat tambahan yang diperoleh dari konsumsi setiap unit tambahan akan cenderung berkurang.

Ini berarti bahwa setiap kali seseorang mengonsumsi lebih banyak dari suatu barang atau layanan, manfaat tambahan yang diperoleh dari konsumsi tambahan itu tidak akan selalu sama. Pada awalnya, manfaat tambahan mungkin besar, tetapi seiring bertambahnya konsumsi, manfaat tambahan tersebut akan mulai menurun.

Untuk lebih memahami konsep ini, mari kita gunakan beberapa contoh sederhana: 

1. konsumsi air minum. Bayangkan seseorang yang sedang merasa haus. Ketika orang tersebut meminum satu gelas air, manfaatnya mungkin sangat besar karena air tersebut dapat memuaskan rasa haus yang kuat. Namun, ketika orang itu terus meminum lebih banyak gelas air, manfaat tambahan yang dia peroleh dari setiap gelas tambahan akan mulai menurun. Pada awalnya, mungkin setiap gelas air yang diminum masih memberikan rasa segar dan memuaskan, tetapi seiring bertambahnya jumlah gelas yang diminum, rasa segar itu mungkin mulai berkurang. Pada titik tertentu, orang tersebut mungkin bahkan merasa kenyang dan tidak lagi merasakan kepuasan tambahan dari meminum lebih banyak air.

Dalam contoh ini, manfaat tambahan yang diperoleh dari setiap unit tambahan air minum menjadi semakin kecil seiring dengan peningkatan jumlah air yang dikonsumsi. Inilah yang disebut dengan hukum utilitas marjinal yang berkurang.

2. Contoh lain adalah pertimbangkan seseorang yang lapar dan makan sepotong pizza. Kepuasan yang dia dapatkan dari memakan potongan pertama mungkin sangat tinggi karena itu memenuhi rasa laparnya. Namun, ketika dia terus makan potongan kedua, kepuasannya mungkin tetap tinggi tetapi tidak sebesar potongan pertama. Ketika dia makan potongan ketiga, kepuasannya mungkin lebih rendah lagi, dan seterusnya. Akhirnya, mungkin akan tiba pada titik di mana seseorang tidak lagi merasakan peningkatan kepuasan atau bahkan mulai merasa muak dengan pizza.

Dalam contoh ini, hukum utilitas marjinal yang berkurang berlaku: manfaat tambahan yang diperoleh dari setiap tambahan potongan pizza menjadi lebih kecil seiring dengan peningkatan jumlah potongan yang dikonsumsi.

3. Contoh berikutnya pertimbangkan seseorang yang sedang makan es krim. Ketika dia makan es krim pertama, rasa kesenangan dan kepuasannya mungkin sangat tinggi. Namun, ketika dia terus makan es krim tambahan, kesenangan tambahan yang dia rasakan dari setiap gigitan berkurang secara bertahap. Mungkin setelah beberapa mangkuk es krim, rasanya bahkan mungkin menjadi kurang menyenangkan atau bahkan tidak enak sama sekali.

Dalam konteks ini, hukum utilitas marjinal yang berkurang berlaku: manfaat tambahan yang diperoleh dari setiap tambahan unit es krim menjadi lebih kecil seiring dengan peningkatan jumlah es krim yang dikonsumsi.

Penjelasan lebih terperinci tentang hukum ini menyoroti pentingnya pengambilan keputusan rasional dalam ekonomi. Konsumen cenderung memaksimalkan kepuasan mereka dengan mempertimbangkan manfaat tambahan yang diperoleh dari konsumsi tambahan dan biaya tambahan yang terlibat dalam mendapatkan barang atau layanan tersebut. Dengan memahami konsep hukum utilitas marjinal yang berkurang, kita dapat memahami mengapa orang cenderung berhenti mengonsumsi suatu barang atau layanan ketika manfaat tambahan yang diperolehnya hampir tidak ada atau bahkan negatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun