Mohon tunggu...
Wahdana Salsabila
Wahdana Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Story Teller/Mental Health Activist/Social Activist

Membaca/humble dan friendly

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengertian Multikultural Menurut Bikhu Parekh

30 Januari 2024   19:35 Diperbarui: 30 Januari 2024   19:37 1776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Bikhu Parekh, multikultural adalah kesepakatan yang telah dibuat oleh masyarakat yang didasari atas rasa persatuan dengan mengesampingkan perbedaan, seperti perbedaan agama, politik, budaya, etnis dan perbedaan yang lainnya. Namun di Indonesia tidak jarang terjadi permasalahan mengenai keberagaman.

Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan tentang ragam kehidupan di dunia, atau kebijakan kebudayaan yang menekankan penerimaan tentang adanya keragaman, kebhinekaan, pluralitas, sebagai realitas utama dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem sosial- budaya, dan politik yang mereka anut (Roald, 2009).

Multikulturalisme adalah ideologi yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat modern. Multikultural sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam suatu negara.

Multikulturalisme di era globalisasi mengacu pada pengakuan, penghormatan dan penerimaan terhadap perbedaan budaya, agama, bahasa dan tradisi dalam masyarakat yang semakin terhubung di dunia. Ia memahami bahwa dunia saat ini terhubung erat melalui teknologi, perdagangan, migrasi dan pertukaran informasi, sehingga bersamaan dengan itu bisa membawa aspek budaya yang berbeda.

Berdasarkan apa yang tertulis diatas maka saya dapat memberikan contoh dari salah kasus yang terjadi di lingkungan tempat saya tinggal berdasarkan pendekatan multikultural. Di lingkungan tempat saya tinggal terdapat banyak orang yang tentunya memiliki latar belakang yang berbeda. Baik berbeda suku, ras, maupun agama. Namun di lingkungan tempat saya tinggal ini meskipun kami memiliki perbedaan namun kami tetap saling bekerja sama dan hidup dengan rukun antara satu sama lain.

Menurut saya di lingkungan tempat saya tinggal konsep multikulturalisme sudah dijalankan dengan baik sehingga warga bisa saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada. Contohnya adalah ketika ada perayaan hari-hari besar keagamaan dimana untuk menyiapkan acara tersebut maka warga akan saling membantu tanpa memikirkan perbedaan agama yang ada. Mereka saling bekerja sama untuk menyiapkan acara tersebut dan mensukseskan acara tersebut.

Contohnya saat kemarin diadakan lomba untuk memperingati acara muharram dan maulid nabi, dimana dalam menyiapkan acara tersebut seluruh warga turut berkontribusi untuk menyiapkan perlombaan tersebut. Dalam mempersiapkan perlombaan dalam memperingati muharram dan maulid nabi bukan hanya warga yang beragama Islam saja yang menyiapkan acara ini, namun seluruh warga dari agama selain Islam pun turut membantu mempersiapkan acara ini. Begitupun ketika perayaan Imlek ataupun hari besar keagamaan lainnya maka seluruh warga akan bekerja sama untuk mempersiapkan acara yang diadakan di lingkungan tempat kami tinggal ini.

Contoh lainnya adalah dimana warga dari suku yang berbeda-beda bekerja sama untuk melakukan kegiatan kerja bakti mingguan, ronda malam untuk menjaga keamanan lingkungan, dan lain sebagainya. Kami memang berasal dari suku yang berbeda-beda seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali dan lain sebagainya. Namun untuk menjaga kedamaian dan kenyamanan di desa kami bekerja sama untuk menciptakan hal tersebut.

Kami tidak mempedulikan kami berasal dari suku mana jika tujuan yang dituju untuk keamanan, kedamaian, dan kenyamanan di desa kami maka kami akan bekerja sama untuk mewujudkannya. Sehingga berdasarkan apa yang terjadi di lingkungan saya maka dapat disimpulkan bahwa konsep multikulturalisme sudah berjalan dengan baik.

Konsep multikulturalisme di desa saya sudah berjalan dengan baik karena kami menjunjung tinggi rasa persatuan antar warga dan mengesampingkan perbedaan yang ada. Terutama di Indonesia ini dimana kita memiliki semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu juga". Sehingga tentunya warga Indonesia sangat menjunjung tinggi persatuan dan mengesampingkan perbedaan.

Indonesia yang memiliki banyak suku,ras, dan agama namun kami tetap menjunjung tinggi semangat persatuan. Berdasarkan hal ini maka warga di lingkungan tempat saya tinggal pun sudah menjunjung tinggi dan memahami apa itu multikulturalisme. Karena kami semua saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun