Implementasi Nilai Gotong Royong dalam Merayakan Idul Adha di Desa
Selomartani
Wahani Dwicipta Iftitahurohmah, S.H.
Peserta Diklat Latsar 2024
Angkatan IV-Kelompok IB
Gotong royong adalah sebuah kata serapan dari Bahasa Jawa, dimana gotong
dapat disinonimkan dengan kata pikul, sedangkan royong dapat disinonimkan dengan
kata berbarengan atau bersama-sama. Jadi kata gotong royong mempunyai arti yaitu
bersama-sama dalam mengangkat sesuatu atau bersama-sama dalam mengerjakan
sesuatu (Rochmadi, 2012: 4).
Gotong royong adalah cakupan nilai tambah untuk setiap individu yang ikut
berpartisipasi aktif dalam suatu objek kegiatan, menyelesaikan masalah, membantu
orang di sekelilingnya yang membutuhkan bantuan. Yang dimaksudkan berpartisipasi
aktif adalah dengan cara memberikan bantuan dalam hal materi, keuangan, tenaga fisik,
mental spiritual, keterampilan, sumbangan pikiran atau nasihat yang konstruktif, sampai
hanya berdoa kepada Tuhan (Rochmadi, 2012: 4).
Semangat gotong royong merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang harus
senantiasa dijaga dengan baik sebagai warisan bangsa, Gotong Royong adalah aktivitas
sosial yang menjadi ciri khas Bangsa Indonesia. Gotong royong atau Kerja Bhakti
merupakan salah satu pengamalan dari sila ke-3 Pancasila yakni Persatuan Indonesia.
Semangat tersebut juga tercermin di Kelurahan Selomartani khususnya warga
Dusun Kledokan Perumah Selo Permata Asri, Kalurahan Selomartani, Kapanewon
Kalasan, Kabupaten Sleman. Pada hari Senin, 17 Juni 2024 Warga melaksanakan
Gotong royong dimulai dari persiapan penyembelihan yaitu membersihkan halaman di
sekitar masjid, penyembelihan hewan kurban, pembagian daging kurban, hingga
memasakannya menjadi makanan yang nikmat untuk dinikmati bersama-sama
masyarakat yang tinggal di perumahan yang berada di Kelurahan Selomartani.
Biasanya setiap mesjid atau setiap kampung telah membentuk panitia kurban, tetapi
saat mengerjakan hewan kurban itu, itu tidak hanya panitia saja yang bekerja, namun
seluruh warga terlibat, mulai dari bapak bapak, ibu-ibu hingga karang taruna. Idul adha
tidak hanya dipandang sebagai pelaksanaan penyembelihan hewan kurban semata yang
merupakan sisi ritual ibadah, namun selain nilai ibadah, terselip nilai kegotong royongan
sesama warga.