"Bingung bakat saya apa ya?? sepertinya saya tidak berbakat sama sekali, emang dasarnya diri ini gak berguna".
Argumen tersebut kerap diucapkan banyak orang ketika beranjak dewasa, yang membuat dirinya merasa lemah atau bahasa gaulnya saat ini insecure. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa masih banyak orang yang bingung apa bakat yang dimilikinya, bukan soal bakat saja. Bahkan tidak sedikit orang pula yang mengetahui bahwa bakat dan minat memiliki arti yang berbeda. Kita justru malah sering mendengar dua kata tersebut menjadi satu atau minat bakat, dan hal tersebut tidak asing bagi kita yang menjalani berbagai interview yang harus menyebutkan minat bakat apa yang dimiliki.
Memang sulit bagi kita menemukan jati diri yang belum diberikan kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara optimal berdasarkan potensi atau kemampuan, bakat, minat, kecerdasan, lingkungan fisik dan latar belakang serta sosial. Dengan demikian kemajuan belajar setiap orang berbeda-beda, minat dan bakat memang bisa dikatakan sama namun memiliki karakteristik yang berbeda. Menemukan jati diri bukan soal potensi minat dan bakatnya saja namun kita juga harus paham keterbatasan juga. Seperti halnya ikan mampu berenang air namun tidak mamapu terbang, dan burung mamapu terbang namun tidak dapat berenang dan bernafas di udara. Begitu pun dengan manusia memiliki akal untuk berfikir dalam menyelesaikan masalahnya dan dengan akal pula manusia dapat mengatasi keterbatasannya.Â
Jika mereka mengetahui bakat dan minat mereka sejak usia dini, mereka akan dapat mengubah bakat tersebut menjadi kelebihan, dan kemudian mereka dapat menjadi orang dewasa yang sukses di masa depan. Â
Berbicara soal minat dan bakat, apa sih pengertian dari minat dan bakat sendiri?Â
Jadi Bakat (talent) merupakan kemampuan bawaan yang masih membutuhkan pengembangan atau pelatihan. Wijaya (1988) mengemukakan bahwa "Bakat adalah suatu kondisi di mana seseorang dengan berlatih dapat memperoleh kecakapan, pengetahuan dan keterampilan tertentu, misalnya: dalam bentuk keterampilan bahasa, kemampuan bermain musik, dll". Dalam hal ini, misalnya, orang dengan bakat musik dan orang lain yang tidak memiliki bakat musik akan lebih cepat menguasai keterampilan musik tersebut melalui pelatihan yang sama. Untuk mewujudkan bakat, kita harus mendapat dukungan minat, latihan, pengetahuan, dan pengalaman, agar bakat tersebut dapat terwujud dengan benar. Berdasarkan fungsinya, ada dua jenis bakat, yaitu :
 1) Memiliki kemampuan di bidang tertentu (bakat), seperti bakat musik, melukis, dll. 2) Sebagai perantara untuk mewujudkan kemampuan khusus diperlukan bakat-bakat khusus, misalnya untuk mewujudkan kemampuan di bidang arsitektur diperlukan kemampuan mengamati ruang (dimensi). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bakat adalah kemampuan seseorang untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan secara umum atau khusus. Namun, bakat juga harus menerima pelatihan khusus untuk mencapai kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan tertentu.
Sedangkan Minat adalah proses yang berkelanjutan, yang mana akan memperhatikan dan fokus pada hal-hal yang menarik dengan rasa senang dan kepuasan. Menurut Maprare dan Slameto (1988) Minat merupakan alat psikologis, yang disebabkan oleh berbagai emosi, harapan, keyakinan, prasangka, ketakutan, atau kecenderungan lain yang membuat orang menghasilkan pemikiran tertentu. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa minat adalah proses pengembangan yang mengintegrasikan semua kemampuan yang ada untuk membimbing individu pada aktivitas yang menjadi minatnya. Jenis minat menurut Guilford (1956) dibagi menjadi dua, yaitu :Â
1) Minat karir mengacu pada bidang pekerjaan. Seperti minat profesional: minat ilmiah, seni, dan kesejahteraan sosial. Kepentingan bisnis: tertarik pada pekerjaan, perdagangan, periklanan, akuntansi, kesekretariatan, dan lainnya yang berkaitan dengan dunia bisnis. Tertarik pada olahraga, permesinan, aktivitas eksternal, dll.
2) Minat kerja mengacu pada minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi, seperti petualangan, hiburan, penghargaan, ketelitian, dll.Â