Kampung Lali Gadget berawal dari kegiatan literasi, dongeng, mewarnai, dan main permainan tradisional yang dilakukan oleh Achmad Irfandi dan anak-anak muda desa pada tahun 2018. Waktu itu, mereka mengajak anak-anak sekolah datang ke tempatnya untuk main bersama. Dia tidak menyangka ide sederhana itu bisa disukai oleh masyarakat. Cepat sekali, ratusan anak-anak datang dan ikut main di kegiatan itu.
Dari awal, dia mengatakan, tujuan dari KLG memang untuk membantu anak-anak supaya tidak ketagihan gadget. Meski banyak halangan, tapi dia menganggap itu hanya tantangan. Sampai akhirnya Mei 2020, Irfandi dan relawan membuat Kampung Lali Gadget menjadi resmi. Kegiatan edukasi tentang permainan tradisional menjadi lebih sering dilakukan.
Kerja keras Irfandi dan timnya untuk mengurus Kampung Lali Gadget juga mendapat pujian dari banyak orang. Salah satunya dari PT Astra International Tbk. Irfandi menjadi finalis di kategori Penggerak Konservasi Budaya lewat Kampung Lali Gadget di acara Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2021.
Kampung Lali Gadget atau KLG terletak di Dusun Bendet, Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Tempat ini sekarang sudah terkenal di kalangan masyarakat. Tiap hari ada puluhan orang tua dan anak yang datang untuk bersenang-senang dan melupakan sebentar gawai mereka.
Di kampung ini, anak-anak diajarkan untuk bermain macam-macam permainan tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alami. Di Kampung Anti Gadget tercatat sudah ada 25 tema permainan yang dibuat, tiap tema ada tiga sampai empat permainan tradisional.
Dampak Positif bagi Perkembangan Anak
Orang tua banyak yang senang setelah membawa anaknya bermain ke KLG. Mereka mengatakan bahwa anak-anaknya sekarang berbeda sifatnya. Ada yang dulu anaknya geli melihat sesuatu, tapi setelah dari KLG sifat geli-geli itu jadi berkurang. Dan ada yang bilang bahwa ketika anaknya ikut main di Kampung Lali Gadget menjadi lebih bisa baca tulis.
Padahal di KLG, mereka hanya bermain mainan tradisional yang emang bisa latih motorik anak. Makanya, pas di KLG, semua anak lepas gadget mereka dan mulai ngobrol sama teman-teman sambil main permainan tradisional. Dampak ketagihan gadget bagi perkembangan anak ini juga harus diwaspadai oleh orang tua.
Ketagihan gadget bisa membuat anak lupa ngobrol sama orang-orang di sekitarnya. Kondisi ini bisa berpengaruh ke psikologis anak, seperti percaya diri, menghilangkan minat untuk bermain atau melakukan kegiatan lain. Faktor-faktor ini yang bisa membuat anak jadi lebih pendiam. Jadi anak lebih memilih main gadget daripada main sama temannya.
Ketika anak sudah ketagihan gadget, anak bakal merasa gelisah kalau dipisahkan sama gadget mereka. Kondisi ini bisa membuat kurang dekatnya orang tua sama anak, dan malah anak jadi cenderung introvert. Dampak-dampak seperti itu, menjadikan salah satu alasan didirikannya Kampung Lali Gadget. Biar anak nggak cuma sibuk sama smartphone mereka, tapi juga bisa aktif sama teman-temannya.