Pada acara Festival Pasar Rakyat dan Festival Kreatif Lokal (FKL) yang digelar oleh Adira Finance bersama Kemenparekraf RI, Karanganyar mendapat penghargaan sebagai Desa Wisata Ramah Berkendara. Hal tersebut dikarenakan desa satu ini mempunyai wisata alam, budaya, dan kerajinan.
Bagi yang belum tahu apa itu FKL, Festival Kreatif Lokal merupakan program dari Adira Finance yang mana sudah dimulai sejak 3 tahun lalu. Tujuannya yakni untuk membangkitkan ekonomi rakyat melalui kebudayaan dan pariwisata.
Alasan Karanganyar Menjadi Salah Satu Desa Wisata Ramah Berkendara
Pemberian penghargaan tersebut dilakukan melalui seleksi dan Karanganyar terpilih sebagai salah satu desa yang memenuhi kriteria. Dalam pemilihan Desa Wisata Ramah Berkendara ada beberapa syarat yang harus dipenuhi setiap desa agar dapat memperoleh penghargaan yakni:
- Infrastruktur memadai seperti jalanan beraspal, penerangan lalu lintas, stasiun pengisian bahan bakar, dan bengkel otomotif.
- Memiliki sumber daya manusia sebagai pelaku ekonomi kreatif, pengelola dan pemandu wisata.
- Ekosistem pariwisata meliputi tempat wisata, akomodasi, ataupun fasilitas lainnya.
Kesenian Tradisional di Desa Wisata Karanganyar
Desa yang berada tidak jauh dari wisata terkenal dan menjadi warisan dunia yakni Candi Borobudur ini memang menawarkan destinasi alam yang cukup banyak. Namun pada pemilihan program 10 besar Kabupaten atau Kota, Karanganyar menampilkan kesenian budaya sebagai keunggulannya.
Beberapa kesenian tradisional tersebut juga ditampilkan pada acara FKL Adira Finance yang diselenggarakan bersama peresmian landmark. Berikut diantaranya:
Tari Topeng Ireng
Tari Topeng Ireng merupakan tari asli dari Magelang. Meski namanya tari topeng, tetapi para penarinya tidak mengenakan topeng. Namun penari hanya mengenakan hiasan kepala berbulu tinggi seperti suku Indian.
Keunikan pada tarian Topeng Ireng yakni terletak pada sepatu bot yang dikenakan. Dimana sepatu bot tersebut dipasangi kerincing dengan jumlah puluhan. Jika penari mulai bergerak, maka suara yang dihasilkan akan sangat nyaring. Oleh karena itu, semakin banyak jumlah penari, maka semakin indah, seru, dan nyaring suara yang dihasilkan. Ditambah lagi dengan kekompakan dari gerakan tiap penari.
Gerakan tarian ini tidak terlalu khusus dan bisa diubah mengikuti trend sebuah zaman. Kadang dipadukan dengan kuda lumping, pencak silat, kuda lumping, ataupun paskibraka. Tujuannya tentu saja supaya lebih beragam serta tidak membuat penonton bosan.
Tari Kubro Siswo
Tarian yang menjadi unggulan kedua yakni tari Kubro Siswo yang dibawakan oleh grup masyarakat lokal 'Ponco Siswo' pada pembukaan acara FKL. Tari yang memiliki sejarah sebagai penyebaran agama Islam ini memiliki arti besar dan murid. Jadi tarian Kubro Siswo melambangkan pengabdian besar kepada Tuhan dan negara.
Sebenarnya selain kedua tarian diatas, kesenian tradisional yang sering ditampilkan di desa Karanganyar adalah Jathilan, hadroh, dan banyak lainnya.