Mohon tunggu...
Wage Nainggolan
Wage Nainggolan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Law Student at The University of HKBP Nommensen Medan

A visionary law student and result-oriented with a huge interest at law, economic, politics, and social issues.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bagaimana Dampak Penghapusan dan Pengelolaan Subsidi BBM Terhadap Ojek Online?

14 Januari 2025   17:32 Diperbarui: 14 Januari 2025   21:37 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Penghapusan dan pengelolaan subsidi akan sangat berdampak terhadap berbagai sektor di Indonesia. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa subsidi BBM merupakan salah satu faktor penghambat transisi energi hijau yang ramah lingkungan karena ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Selain itu, kebijakan subsidi BBM juga sudah pasti menjadi tanggungan APBN yang juga kurang stabil akibat defisit APBN, per Agustus 2024 APBN telah defisit 153,7 T. Lebih lagi, pagu anggaran untuk subsidi BBM tahun 2025 telah disepakati sebesar 19,41 juta kiloliter (KL).

Salah satu sektor yang akan terkena dampak bila dilakukan penghapusan dan pengelolaan subsidi adalah transportasi, khususnya Ojek Online. Dalam artikel ini, penulis akan fokus pada dampak kebijakan subsidi BBM bagi Ojek Online dan memberikan solusi terhadap kebijakan subsidi BBM demi mendorong transisi energi hijau dan penggunaan kendaraan ramah lingkungan.

Ojek online yang dulu jadi sampingan kini telah menjadi tulang punggung ekonomi jutaan keluarga di Indonesia. Berdasarkan data tahun 2023, jumlah pengemudi ojek online mencapai lebih dari 4 juta jiwa, sedangkan jumlah pengguna transportasi online di Indonesia telah lebih dari 21 juta jiwa. Bukan hanya berdampak bagi pengemudi, tetapi ojek online telah banyak memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia karena berbagai alasan, misalnya karena mudah digunakan, kenyamanan, dan kecepatan menjangkau tujuan. Di balik itu, faktanya di lapangan pengemudi ojek online sangat bergantung pada BBM bersubsidi karena hemat biaya perjalanan dan menambah pendapatan yang diperoleh. 

Penulis berpendapat bahwa apabila kebijakan penghapusan dan pengelolaan subsidi BBM diambil, maka hal ini dapat memicu peningkatan tarif ojek online di seluruh wilayah Indonesia. Bahkan, kebijakan ini akan mendorong penghentian penggunaan ojek online oleh konsumen akibat peningkatan tarif tersebut. Akibatnya, jutaan masyarakat Indonesia akan kehilangan pekerjaan dan angka pengangguran akan meningkat drastis di Indonesia. Lebih lanjut, hidup jutaan keluarga terancam kelaparan akibat berhentinya sumber penghasilan utama dalam rumah tangga. 

Hal ini akan memperparah situasi di tengah lowongan kerja yang terbatas. Lebih lanjut, dampak buruknya bisa menjalar ke berbagai aspek seperti meningkatnya angka kriminal akibat salah mengambil kebijakan. Bukan hanya itu, kontribusi ojek online bagi perekonomian nasional juga tidak bisa dianggap remeh. Buktinya, menurut riset dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), Gojek memberikan kontribusi sebesar 249 Triliun dalam rangka membantu perekonomian Indonesia pada tahun 2020, jumlah ini setara dengan 1,6 persen dari PDB Indonesia pada tahun 2020. Angka ini hampir setara sepertiga alokasi anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dikucurkan pemerintah di angka 744,77 Triliun. Penting diingat bahwa kontribusi itu hanya dari aplikasi Gojek.

Menurut penulis, angka ini sudah mengalami peningkatan yang signifikan hingga tahun 2024 akibat peningkatan jumlah pengguna dan munculnya berbagai platform transportasi online yang baru, sehingga kontribusinya bisa meningkat berkali lipat hingga tahun 2024. Tetapi, penulis berpendapat bahwa subsidi BBM khususnya terhadap ojek online juga menimbulkan masalah seperti polusi udara. 

Di tengah pemanasan global yang menyebabkan meningkatnya suhu permukaan bumi, jejak karbon yang dihasilkan oleh kendaraan juga perlu dikurangi. Hal ini sesuai dengan agenda SDGs untuk memerangi perubahan iklim secara global yang menjadi tantangan global yang memengaruhi setiap orang.

Lalu bagaimana solusinya? Di tengah dilema kebijakan yang berdampak buruk pada perekonomian nasional namun harus diupayakan demi menghadapi perubahan iklim, maka pemerintah, industri, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengupayakan hal ini. Dalam konteks ini, penulis berpendapat bahwa pemerintah perlu mengalihkan sebagian subsidi BBM menjadi subsidi kendaraan ramah lingkungan bagi pengemudi ojek online seperti mobil listrik dan motor listrik. Industri dalam hal ini perusahaan transportasi online juga harus mendorong pengemudi agar menggunakan kendaraan ramah lingkungan dan bersama-sama dengan pemerintah memberikan insentif bagi pengemudi yang menggunakan kendaraan ramah lingkungan.

Selain itu, sosialisasi harus digencarkan secara berkelanjutan agar penggunaan bahan bakar fosil perlahan-lahan ditinggalkan. Hal ini sejalan dengan kebijakan hilirisasi yang dilakukan oleh Pemerintah. Ojek online adalah industri yang ambivalen, di satu sisi memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional, namun di sisi lain juga menjadi penyumbang jejak karbon yang menyebabkan polusi udara. Untuk mengatasi masalah ini, perlu diambil kebijakan jangka panjang oleh pemerintah dengan pengalihan sebagian subsidi BBM ke subsidi kendaraan ramah lingkungan bagi pengemudi ojek online dengan dukungan industri dan masyarakat. Melalui langkah ini, penulis berharap bahwa ojek online akan tetap memberikan kontribusi ekonomi sekaligus mengurangi emisi karbon. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun