Mohon tunggu...
Wafri Mujiburrahman
Wafri Mujiburrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang penulis baru yang memiliki minat dalam kajian topik global

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tinjauan NAFTA dalam Perspektif Liberalisme

14 Maret 2024   04:00 Diperbarui: 14 Maret 2024   04:49 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Liberalisme merupakan salah satu pendekatan atau perspektif dalam Ekonomi Politik Internasional. Asumsi dasar yang dikembangkan dalam perspektif ini adalah bahwa manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang tidak menyukai berkonflik. Sebagai gantinya, merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk melakukan kerja sama dan memiliki rasionalitas. Berdasarkan para tokoh-tokoh pemikir liberalisme, Ketika masyarakat memiliki kepentingan yang rasional mereka akan berinteraksi secara harmonis untuk memenuhi kebutuhannya selama tidak ada pihak yang mengintervensi. Maka dari itu, pasar dianggap menjadi sistem yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Hal tersebut dikarenakan dalam pasar, manusia dapat bebas berinteraksi dalam memenuhi kebutuhannya dengan melakukan jual-beli berdasarkan inisiatif mereka sendiri.

Kaum liberal pun berpendapat bahwa peran negara perlu dibatasi dalam sistem ekonomi masyarakat. Menekankan adanya kebebasan individu melalui pasar bebas dalam perekonomian tanpa campur tangan pemerintah. Sehingga dapat dikatakan dalam perspektif liberalisme individu atau non negara merupakan aktor utamanya. Namun bukan berarti negara tidak memiliki peran sama sekali dalam perspektif ini, melainkan peran negara tetap ada walaupun terbatas yang bergerak dalam hal pengawasan, kebijakan atau regulasi. Adam Smith mengungkapkan sebuah pernyataan yang menyebutkan negara tidak perlu mencampuri urusan pasar atau dapat juga disebut dengan istilah invisible hand. Sementara itu, Keynes menjelaskan negara perlu terlibat sesekali ke dalam pasar guna menjaga keseimbangan.

North American Free Trade Agreement (NAFTA) merupakan sebuah perjanjian multilateral perdagangan bebas di kawasan Amerika Utara. Perjanjian ini beranggotakan tiga negara di antaranya adalah Amerika serikat, Meksiko, dan Kanada yang disepakati pada tanggal 12 Januari 1992 dan mulai beroperasi resmi pada 1 Januari 1994. Dibentuknya NAFTA secara umum dimaksudkan untuk mengembangkan perdagangan bebas di antara negara-negara anggotanya.

Dengan mengadopsi prinsip pasar bebas, perjanjian ini berupaya mengurangi hambatan non-tarif secara signifikan dan meningkatkan integrasi ekonomi ketiga negara melalui penghapusan pungutan impor. NAFTA pada dasarnya mencoba untuk menawarkan kemudahan ekonomi kepada negara-negara anggota, dimulai dengan pemberian pembebasan bea masuk untuk komoditas tertentu untuk menjamin perlakuan yang adil bagi investor asing yang akan mengalokasikan modalnya ke masing-masing negara anggota. Selain itu juga mencoba menyediakan akses pasar regional yang lebih luas.

Terdapat enam prinsip umum dalam perjanjian perdagangan bebas ini (Amadeo, 2020). Prinsip pertama, semua pihak diharuskan memperlakukan investor lokal secara setara dengan investor dari ketiga negara anggota, karena setiap negara anggota mempunyai status sebagai mitra dagang utama mereka. Negara-negara ketiga juga berkomitmen untuk menghapus pajak impor dan ekspor, serta hambatan perdagangan lainnya, khususnya untuk barang-barang seperti pakaian, kendaraan, dan produk pertanian yang tunduk pada peraturan khusus. Ketiga, eksportir dari negara anggota harus memiliki surat keterangan asal sesuai dengan ketentuan pembebasan tarif. Keempat, prosedur penyelesaian sengketa dagang dirancang hampir identik dengan standar World Trade Organization (WTO). Kelima, paten, merek dagang, dan hak cipta harus dihormati oleh semua negara anggota. Kemudian prinsip terakhir NAFTA adalah pengunjung bisnis ke tiga negara anggota dapat berkunjung dengan mudah.

Liberalisme dalam ekonomi politik internasional menitikberatkan pada pentingnya perdagangan bebas, kerja sama, serta globalisasi. Dalam perspektif liberalisme, NAFTA dilihat sebagai langkah mencapai integrasi ekonomi yang lebih dalam antara Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Melalui NAFTA terjadi adanya kerja sama secara internasional dalam mengembangkan perdagangan bebas yang sesuai dengan semangat liberalisme. Sehingga NAFTA menjadi salah satu perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia dan sebagai contoh penting dari liberalisme dalam ekonomi politik internasional.

NAFTA dipandang sebagai cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memperluas perdagangan internasional, dan mendorong kerja sama ekonomi antar negara anggota dari sudut pandang liberalisme ekonomi politik internasional. Liberalisasi perdagangan dan investasi diperkirakan akan meningkatkan produktivitas, daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Dengan memasukkan Meksiko ke dalam pasar Amerika Utara, pakta tersebut juga berupaya meningkatkan posisi Amerika Serikat, Kanada, dan Amerika Serikat dalam perekonomian internasional.

Pembenaran utama perspektif liberal untuk mendukung NAFTA adalah gagasan bahwa perdagangan bebas akan meningkatkan perekonomian dan menciptakan lapangan kerja. Kaum liberal tersebut berpendapat bahwa penghapusan pembatasan perdagangan akan menarik perusahaan untuk berinvestasi di wilayah tersebut, sehingga menghasilkan hasil yang lebih tinggi dan lebih banyak lapangan kerja. Lebih jauh lagi, mereka beranggapan bahwa seiring dengan semakin saling terkait dan bergantungnya perekonomian Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, pakta tersebut akan mendorong persatuan ekonomi di antara mereka.

Berikut ini merupakan hal-hal lebih lanjut yang dapat ditemukan dari NAFTA yang mencerminkan perspektif liberalisme dalam ekonomi politik internasional.

• Penghapusan Hambatan Perdagangan

Mempromosikan perdagangan bebas adalah salah satu gagasan utama perspektif liberalisme. Di antara ketiga anggotanya Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko NAFTA berupaya menghilangkan hambatan perdagangan. Berbagai hambatan teknis perdagangan, tarif, dan kuota menjadi beberapa hambatan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun